v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 83 - Surat Al-Qaṣaṣ (Kisah-Kisah)
القصص
Ayat 83 / 88 •  Surat 28 / 114 •  Halaman 395 •  Quarter Hizb 40.25 •  Juz 20 •  Manzil 5 • Makkiyah

تِلْكَ الدَّارُ الْاٰخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لَا يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِى الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۗوَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

Tilkad-dārul-ākhiratu naj‘aluhā lil-lażīna lā yurīdūna ‘uluwwan fil-arḍi wa lā fasādā(n), wal-‘āqibatu lil-muttaqīn(a).

Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Kesudahan (yang baik, yakni surga) itu (disediakan) bagi orang-orang yang bertakwa.

Makna Surat Al-Qasas Ayat 83
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Begitulah akhir kisah Karun yang binasa karena keangkuhannya. Kebahagiaan yang hakiki, yaitu di akhirat kelak, tidak akan diperoleh oleh orang seperti Karun. Kenikmatan negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dengan kekuasaan yang dimilikinya dan tidak berbuat kerusakan di bumi dengan melakukan kemaksiatan dan kejahatan. Dan kesudahan yang baik itu, yaitu surga, hanya bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang kalbunya penuh dengan keimanan karena rasa takut kepada Allah, sehingga mereka melakukan apa yang diridai Allah.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menerangkan bahwa kebahagiaan dan segala kenikmatan di akhirat disediakan untuk orang-orang yang tidak takabur, tidak menyombongkan diri, dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi seperti menganiaya dan sebagainya. Mereka itu bersifat rendah hati, tahu menempatkan diri kepada orang yang lebih tua dan lebih banyak ilmunya. Kepada yang lebih muda dan kurang ilmunya, mereka mengasihi, tidak takabur, dan menyom-bongkan diri. Orang yang takabur dan menyombongkan diri tidak disukai Allah, akan mendapat siksa yang amat pedih, dan tidak masuk surga di akhirat nanti, sebagaimana firman Allah:

فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيْهِم ْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدُهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ اسْتَنْكَفُوْا وَاسْتَكْبَرُو ْا فَيُعَذِّبُهُم ْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ وَّلَا يَجِدُوْنَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا ١٧٣ (النساۤء)

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah. (an-Nisā’/4: 173)

Sabda Rasulullah saw:

لَايَدْخُلُ اْلجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ (رواه مسلم وأبو داود عن ابن مسعود)

Tidak akan masuk surga orang yang ada di dalam hatinya sifat takabur, sekalipun sebesar zarah. (Riwayat Muslim dan Abū Dāwud dari Ibnu Mas’ūd)

Ayat 83 ini ditutup dengan penjelasan bahwa kesudahan yang baik berupa surga diperoleh orang-orang yang takwa kepada Allah dengan mengamalkan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, tidak takabur dan tidak menyombongkan diri seperti Fir‘aun dan Karun.

Isi Kandungan Kosakata

1. ‘Uluww(an)عُلُوًّا (al-Qaṣaṣ/28: 83)

Kata ini menurut pendapat ulama memiliki arti yang beragam. Menurut Sa’id bin Jubair, artinya kedengkian (al-bagy). Al-Ḥasan mengartikannya superioritas (al-’izz), sedangkan menurut aḍ-Ḍaḥḥāk, artinya kezaliman (al-ẓulm). Yahya bin Sallam mengartikannya syirik (as-syirk), dan menurut Muqātil, artinya sombong dari beriman (al-istikbar ‘an al-imān). Dari beberapa kemungkinan arti ‘uluww(an) tersebut, yang relevan adalah arti yang dikemukakan oleh Muqātil, karena sesuai dengan maksud ayat ini bahwa negeri akhirat itu dijadikan Allah bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi.

2. Al-Ḥasanah الْحَسَنَة (al-Qaṣaṣ/28:84)

Kata al-ḥasanah dalam ayat ini sama maksudnya dengan al-ḥasanah dalam Surah an-Naml/27: 89 dan Surah al-An‘ām/6: 160. Menurut Ibnu al-Jauzī, ada dua kemungkinan pengertian bagi kata ini. Pertama, artinya ialah qaulu lā ilāha illallāh (ucapan lā ilāha illallāh). Kedua, artinya semua jenis kebaikan pada umumnya. Semua jenis kebaikan yang dilaksanakan secara ikhlas waktu hidup di dunia akan dibalas dengan lebih baik nanti di akhirat. Menurut penegasan ayat Al-Qur’an yang lain Surah al-An‘ām/6: 160, balasan itu dilipatgandakan sampai sepuluh kali.