فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ الْاَنْۢبَاۤءُ يَوْمَىِٕذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَاۤءَلُوْنَ
Fa ‘amiyat ‘alaihimul-ambā'u yauma'iżin fahum lā yatasā'alūn(a).
Maka, tertutuplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu. Oleh karena itu, mereka tidak saling bertanya.
Maka, gelap dan tidak tampak-lah bagi mereka berita-berita penting dan segala macam alasan untuk menjawab pertanyaan pada hari itu, sehingga mereka bungkam tidak dapat menjawab. Karena itu pula, mereka tidak saling bertanya sebab semua telah yakin bahwa tidak ada jawaban yang dapat menyelamatkan mereka.
Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah adalah sesat, maka sebagai cercaan atas perbuatannya, itu pada ayat ini ditanyakan kepada mereka tentang bagaimana cara mereka menyambut seruan para rasul untuk membersihkan diri dari penyembahan berhala, dan mengajak berakidah tauhid, mengesakan Allah. Mereka diam seribu bahasa, tidak dapat mengemukakan sedikit pun alasan sebagai jawaban dari pernyataan yang dilontarkan. Mereka bingung tidak tahu apa yang mesti dikatakan. Oleh karena itu, mereka saling bertanya, seperti orang yang sedang menghadapi kesulitan. Mereka tertunduk karena malu dan menyesal. Apabila para rasul tidak dapat menjawab pertanyaan yang dimajukan kepadanya tentang jawaban dan sambutan kaumnya mengenai seruannya kepada mereka, tentu orang-orang yang sesat dan menyesatkan di dunia yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi lebih cemas lagi. Firman Allah:
يَوْمَ يَجْمَعُ اللّٰهُ الرُّسُلَ فَيَقُوْلُ مَاذَٓا اُجِبْتُمْ ۗ قَالُوْا لَا عِلْمَ لَنَا ۗاِنَّكَ اَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ ١٠٩ (الماۤئدة)
(Ingatla h) pada hari ketika Allah mengumpulkan para rasul, lalu Dia bertanya (kepada mereka), “Apa jawaban (kaummu) terhadap (seruan)mu?” Mereka (para rasul) menjawab, “Kami tidak tahu (tentang itu). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.” (al-Mā’idah/5: 109)
Taz’umūna تَزْعُمُوْنَ (al-Qaṣaṣ/28: 62)
Kata taz’umūna adalah fi’il muḍāri’ dengan wau jama’ sebagai fā’il. Fi’il za’ima-yaz’amu-za’man artinya berdalih, berkata, menduga, atau mengira. Ungkapan kuntum taz’umūna artinya: dahulu kamu mengatakan, atau dulu kamu mengira. Pada ayat 62 ini, Allah memperingatkan kepada manusia akan datangnya hari di mana dipertanyakan tentang mana peran berhala-berhala dan benda-benda lain yang ketika di dunia dianggap sebagai tuhan. Allah menanyakan kepada orang-orang musyrik, “Mana bantuan dan pertolongan sekutu-sekutu itu terhadap penderitaan kamu di akhirat, ternyata tidak ada sama sekali.” Maksud ayat ini adalah Allah memperingatkan kita semua supaya tidak membuat sekutu bagi Allah karena syirik itu dosa besar yang tidak ada gunanya sama sekali dan hanya merusak akidah saja.

