v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 49 - Surat Al-Qalam (Pena)
القلم
Ayat 49 / 52 •  Surat 68 / 114 •  Halaman 566 •  Quarter Hizb 57.25 •  Juz 29 •  Manzil 7 • Makkiyah

لَوْلَآ اَنْ تَدٰرَكَهٗ نِعْمَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ لَنُبِذَ بِالْعَرَاۤءِ وَهُوَ مَذْمُوْمٌ

Lau lā an tadārakahū ni‘matum mir rabbihī lanubiża bil-‘arā'i wa huwa mażmūm(un).

Seandainya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.

Makna Surat Al-Qalam Ayat 49
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Sekiranya Nabi Yunus tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, yaitu di antaranya berupa petunjuk untuk bertobat pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Tetapi Tuhannya menerima tobatnya,

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Setelah beberapa hari berada dalam perut ikan, Nabi Yunus dilimpahi rahmat oleh Allah dengan mewahyukan kepada ikan itu agar melontarkan Yunus ke daratan. Maka ikan itu pun melontarkan Yunus ke daratan. Ia jatuh di daratan yang tandus, sepi tidak ada air, tumbuh-tumbuhan, dan kayu-kayuan di sekitarnya. Badannya pun dalam keadaan sangat lemah dan sakit, karena penderitaan yang dialaminya selama berada dalam perut ikan, dan karena kesedihannya akibat sikap kaumnya yang menantang dakwahnya. Untuk melindunginya dari terik panas matahari dan kedinginan malam, Allah menumbuhkan di sampingnya semacam pohon labu (yaqīn). Dengan demikian, Nabi Yunus terlindungi dan juga dapat memakan buahnya sebagai penguat tubuhnya yang lemah, sebagaimana firman Allah:

فَنَبَذْنٰ هُ بِالْعَرَاۤءِ وَهُوَ سَقِيْمٌ ۚ ١٤٥ وَاَنْۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّنْ يَّقْطِيْنٍۚ ١٤٦

Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. (aṣ-Ṡāffāt/37: 145-146)

Seandainya Allah tidak melimpahkan rahmat-Nya kepada Yunus, tentu ia akan tenggelam di lautan, atau hancur lumat di dalam perut ikan, atau mati kelaparan dan kekeringan di tengah-tengah padang yang tandus. Akan tetapi, Allah Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertobat dengan sebenar-benarnya, seperti yang dilakukan Nabi Yunus. Oleh karena itu, Allah melimpahkan rahmat kepadanya.

Isi Kandungan Kosakata

1. Mażmūm مَذْمُوْمٌ (al-Qalam/68: 49)

Mażmūm adalah bentuk isim maf‘ūl dari fi‘il żamma-yażummu-żamman yang artinya mencela, mengecam. Jadi, mażmūm artinya tercela atau dicela. Pada akhir ayat 49 disebutkan: wa huwa mażmūm artinya: dia dicela atau tercela. Kalimat ini merupakan bagian dari rangkaian kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan hiu tetapi masih hidup dalam perut ikan tersebut. Karena nikmat yang dilimpahkan Allah kepada Nabi Yunus, maka ikan itu memuntahkannya ke daratan. Allah lalu menumbuhkan di sampingnya pohon yaqīn yaitu semacam labu yang melindunginya dan buah pohon itu dapat dimakan, sehingga tubuhnya yang lemah menjadi kuat kembali untuk melaksanakan dakwah selanjutnya. Jika Nabi Yunus tidak segera mendapat nikmat dari Tuhan, dia pasti dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.

2. Layuzliqū naka لَيُزْلِقُوْنَ كَ (al-Qalam/68: 51)

Layuzliqū naka artinya mereka menggelincirkan kamu (Muhammad). Kata ini berasal dari fi‘il zaliqa-yazlaqu-zalaqan yang artinya tergelincir. Sedangkan azlaqa-yuzliqu-azlaqan berarti artinya menggelincirkan. Yuzliqū naka adalah fi‘il muḍāri‘ dengan fā‘il wau jama‘dan disambung dengan ḍamīr ka (artinya kamu) sebagai maf‘ūl, serta didahului lām at-taukid, sehingga artinya menjadi “mereka benar-benar menggelincirkan kamu”. Pada ayat 51 Surah al-Qalam ini, Allah menggambarkan kebencian orang-orang musyrik di Mekah kepada Nabi Muhammad karena Al-Qur’an yang beliau dakwahkan tidak dapat mereka bantah, baik dari sisi keindahan bahasanya maupun kandungan isinya. Mereka betul-betul tunduk menyerah menghadapi ayat-ayat Al-Qur’an. Oleh karena itu, mereka sangat benci dan marah sekali kepada Nabi Muhammad, sehingga jika tidak ada pertolongan Allah, mereka pasti menggelincirkan Nabi dengan pandangan atau sorotan mata mereka yang mempunyai ilmu semacam hipnotis, yang dapat berpengaruh buruk dan memaksa orang yang dipandangnya untuk melakukan hal-hal yang mereka kehendaki.