v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 1 - Surat Al-Muzzammil (Orang Berkelumun)
المزّمّل
Ayat 1 / 20 •  Surat 73 / 114 •  Halaman 574 •  Quarter Hizb 58 •  Juz 29 •  Manzil 7 • Makkiyah

يٰٓاَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ

Yā ayyuhal-muzzammil(u).

Wahai orang yang berkelumun (Nabi Muhammad),

Makna Surat Al-Muzzammil Ayat 1
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Di akhir surah al-Jinn dijelaskan tentang keagungan Al-Qur’an dan pemeliharaan Allah atas wahyu yang diturunkannya tersebut, sedangkan di awal surah ini berisi petunjuk kepada Nabi Muhammad untuk mempersiapkan diri menghadapi turunnya wahyu yang berat. Wahai orang yang berselimut, yaitu Nabi Muhammad!

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad yang sedang berselimut supaya mendirikan salat pada sebagian malam. Seruan Allah kepada Nabi Muhammad ini didahului dengan kata-kata “Hai orang yang berselimut”.

Isi Kandungan Kosakata

1. Al-Muzzammil الـمُزَّمِّلُ (al-Muzzammil/73: 1)

Kata al-muzzammil adalah isim fā‘il terambil dari fi‘il zamala-yazmulu-zamlan, zimlan, zamalan, wa zimālan, yang berarti memikul beban yang berat. Seorang yang kuat dinamai izmīl, karena ia mampu memikul beban yang berat. Kata zamala juga berarti membonceng atau menggandeng. Dari sini, lahir kata zamīl yang berarti teman akrab yang bagaikan bergandengan.

Kata zamal juga berarti menyembunyikan atau menyelubungi badan dengan selimut. Dengan ini, maka makna al-muzzammil adalah orang yang berselubung atau orang yang berselimut. Kata ini hanya satu kali disebutkan dalam Al-Qur’an dan menjadi salah satu nama surah Al-Qur’an.

2. Tabtīlan تَبْتِيْلاً (al-Muzzammil/73: 8)

Kata tabtīl adalah maṣdar (kata jadian) dari kata battala-yubattilu-tabtīlan. Ia terambil dari kata batala-yabtulu-batlan yang berarti memutus. Darinya diambil kata al-batūl yang berarti anak kurma yang telah terpisah dari induknya dan bisa tumbuh sendiri. Kata ini juga berarti wanita yang menjauhkan diri dari perkawinan, sebagaimana julukan yang diberikan kepada Maryam ibunda al-Masih. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Lā rahbāniyyata wa lā tabattula fil-Islām,” (Tidak ada kerahiban dan pembujangan di dalam Islam. Dan yang dimaksud dengan kata tabattala pada ayat yang sedang ditafsirkan ini adalah memutuskan segala ikatan dengan dunia untuk kembali kepada Allah semata. Menurut riwayat dari Ibnu ‘Abbās, Mujāhid, Abū Ṣāliḥ, ‘Aṭiyyah, aḍ-Ḍaḥḥāk, dan as-Suddī, artinya adalah: murnikanlah ibadah untuk Allah.