ۨالسَّمَاۤءُ مُنْفَطِرٌۢ بِهٖۗ كَانَ وَعْدُهٗ مَفْعُوْلًا
As-samā'u munfaṭirum bih(ī), kāna wa‘duhū maf‘ūlā(n).
Langit terbelah padanya (hari itu). Janji-Nya pasti terlaksana.
Sedemikian dahsyatnya langit yang begitu kokoh menjadi terbelah dan berantakan pada hari itu. Janji Allah pasti terlaksana karena Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.
Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak takut kepada datangnya hari Kiamat. Padahal pada hari itu, mereka tidak akan merasa aman karena kekufuran mereka. Mereka tidak sanggup menolak azab Tuhan pada hari yang sangat dahsyat yang menjadikan anak-anak muda beruban. Langit pun pada hari itu terpecah-belah. Hal itu menunjukkan sangat dahsyatnya hari tersebut. Kedatangan hari tersebut, yaitu turunnya azab Tuhan kepada orang kafir dan pahala Tuhan berupa nikmat kepada orang mukmin, adalah janji Tuhan yang pasti dipenuhi-Nya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.
1. Guṣṣah غُصَّة (al-Muzzammil/73: 13)
Kata guṣṣah adalah maṣdar dari kata gaṣṣa-yaguṣṣu-guṣ atan yang berarti tersedak. Dari kata ini diambil kalimat gaṣṣal-makān berarti tempat itu sempit. Kata guṣṣah berarti sesuatu yang melintang di tenggorokan, dan inilah yang dimaksud dengan kata guṣṣah yang sedang ditafsirkan ini. Orang-orang yang mendustakan itu nanti di akhirat memperoleh makanan yang bila dimakan maka ia tersedak di tenggorokan, sehingga tidak bisa keluar ataupun masuk.
2. Wabīlan وَبِيْلاً (al-Muzzammil/73: 16)
Kata wabīl mengikuti pola mubalagah (hiperbola) fa‘īl. Ia terbentuk dari kata wabala-yabilu-wablan. Pada mulanya, kalimat wabala as-sama' berarti langit menurunkan hujan yang lebat dan besar butiran airnya. Dari kata ini diambil kata rajulun wabilun yang berarti laki-laki yang dermawan. Darinya juga diambil kata wabāl yang berarti akibat buruk yang memberatkan, sebagaimana dalam hadis: “Kullu mālin uddiyat zakātuhu faqad żahabat wablatuh,” (Setiap harta yang ditunaikan zakatnya, maka hilanglah mudarat dan dosanya). Dari kata ini juga diambil kata wabīl yang berarti yang sangat berat, sebagaimana yang dimaksud dari kata wabīlan pada ayat yang sedang ditafsirkan ini.

