يَوْمَ تَرْجُفُ الْاَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيْبًا مَّهِيْلًا
Yauma tarjuful-arḍu wal-jibālu wa kānatil-jibālu kaṡībam mahīlā(n).
(Ingatlah) pada hari (ketika) bumi dan gunung-gunung berguncang keras dan gunung-gunung itu menjadi seperti onggokan pasir yang tercurah.
Ingatlah siksa yang diancamkan itu pasti akan terjadi yaitu pada hari ketika bumi dan gunung-gunung berguncang keras ketika itu bumi menjadi datar, dan menjadilah gunung-gunung itu seperti onggokan pasir yang dicurahkan yang tampak ringan, padahal sebelumnya adalah sesuatu yang berat lagi kokoh.
Ayat ini menerangkan bahwa azab tersebut terjadi pada hari di mana bumi dan gunung berguncang sekeras-kerasnya sehingga gunung dan bukit menjadi berserakan, bercerai-berai seperti tumpukan pasir yang beterbangan. Firman Allah dalam ayat lain:
وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ ٥
Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (al-Qāri‘ah/101: 5)
1. Guṣṣah غُصَّة (al-Muzzammil/73: 13)
Kata guṣṣah adalah maṣdar dari kata gaṣṣa-yaguṣṣu-guṣ atan yang berarti tersedak. Dari kata ini diambil kalimat gaṣṣal-makān berarti tempat itu sempit. Kata guṣṣah berarti sesuatu yang melintang di tenggorokan, dan inilah yang dimaksud dengan kata guṣṣah yang sedang ditafsirkan ini. Orang-orang yang mendustakan itu nanti di akhirat memperoleh makanan yang bila dimakan maka ia tersedak di tenggorokan, sehingga tidak bisa keluar ataupun masuk.
2. Wabīlan وَبِيْلاً (al-Muzzammil/73: 16)
Kata wabīl mengikuti pola mubalagah (hiperbola) fa‘īl. Ia terbentuk dari kata wabala-yabilu-wablan. Pada mulanya, kalimat wabala as-sama' berarti langit menurunkan hujan yang lebat dan besar butiran airnya. Dari kata ini diambil kata rajulun wabilun yang berarti laki-laki yang dermawan. Darinya juga diambil kata wabāl yang berarti akibat buruk yang memberatkan, sebagaimana dalam hadis: “Kullu mālin uddiyat zakātuhu faqad żahabat wablatuh,” (Setiap harta yang ditunaikan zakatnya, maka hilanglah mudarat dan dosanya). Dari kata ini juga diambil kata wabīl yang berarti yang sangat berat, sebagaimana yang dimaksud dari kata wabīlan pada ayat yang sedang ditafsirkan ini.

