اِنَّ لَدَيْنَآ اَنْكَالًا وَّجَحِيْمًاۙ
Inna ladainā ankālaw wa jaḥīmā(n).
Sesungguhnya di sisi Kami ada belenggu-belenggu (yang berat), (neraka) Jahim,
karena sungguh, di sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat yang akan mengikat mereka dan api neraka yang menyala-nyala,
Ayat ini menggambarkan tentang berbagai macam azab Tuhan di akhirat nanti terhadap pendusta-pendusta tersebut. Allah berkuasa mengazab mereka karena Dia mempunyai belenggu untuk mengikat kaki mereka sebagai penghinaan terhadap mereka dan tidak ada kekhawatiran kalau-kalau mereka melarikan diri. Allah mempunyai api neraka yang menyala-nyala dan dapat menghanguskan serta merusak kulit muka dan badan serta melemahkan sendi-sendi tulang mereka. Allah mempunyai makanan-makanan dalam api neraka yang sifatnya mencekik kerongkongan yang tidak dapat dikeluarkan dan tidak dapat pula ditelan. Hal ini merupakan azab Tuhan yang memedihkan seluruh bagian tubuh mereka.
1. Guṣṣah غُصَّة (al-Muzzammil/73: 13)
Kata guṣṣah adalah maṣdar dari kata gaṣṣa-yaguṣṣu-guṣ atan yang berarti tersedak. Dari kata ini diambil kalimat gaṣṣal-makān berarti tempat itu sempit. Kata guṣṣah berarti sesuatu yang melintang di tenggorokan, dan inilah yang dimaksud dengan kata guṣṣah yang sedang ditafsirkan ini. Orang-orang yang mendustakan itu nanti di akhirat memperoleh makanan yang bila dimakan maka ia tersedak di tenggorokan, sehingga tidak bisa keluar ataupun masuk.
2. Wabīlan وَبِيْلاً (al-Muzzammil/73: 16)
Kata wabīl mengikuti pola mubalagah (hiperbola) fa‘īl. Ia terbentuk dari kata wabala-yabilu-wablan. Pada mulanya, kalimat wabala as-sama' berarti langit menurunkan hujan yang lebat dan besar butiran airnya. Dari kata ini diambil kata rajulun wabilun yang berarti laki-laki yang dermawan. Darinya juga diambil kata wabāl yang berarti akibat buruk yang memberatkan, sebagaimana dalam hadis: “Kullu mālin uddiyat zakātuhu faqad żahabat wablatuh,” (Setiap harta yang ditunaikan zakatnya, maka hilanglah mudarat dan dosanya). Dari kata ini juga diambil kata wabīl yang berarti yang sangat berat, sebagaimana yang dimaksud dari kata wabīlan pada ayat yang sedang ditafsirkan ini.

