v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 32 - Surat Al-Mu'minūn (Orang-Orang Mukmin)
المؤمنون
Ayat 32 / 118 •  Surat 23 / 114 •  Halaman 344 •  Quarter Hizb 35 •  Juz 18 •  Manzil 4 • Makkiyah

فَاَرْسَلْنَا فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ ࣖ

Fa arsalnā fīhim rasūlam minhum ani‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), afalā tattaqūn(a).

Lalu, Kami utus kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri. (Dia berkata,) “Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Apakah kamu tidak bertakwa?”

Makna Surat Al-Mu'minun Ayat 32
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Azab atas orang-orang yang membangkang terhadap dakwah Nabi Nuh bukanlah suatu kebetulan, melainkan ketetapan dari Allah. Allah berfirman, “Kemudian setelah mereka binasa, Kami ciptakan umat yang lain, yaitu kaum ‘Ad. Lalu Kami utus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi Hud. Dia menyeru kaumnya, ‘Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Maka, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya, yakni menjauhkan diri dari siksa-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya?’”

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengutus kepada kaum ‘Ad itu seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi Hud yang melaksanakan dakwah kepada mereka seraya menyerukan, “Hai kaumku, sembahlah Allah dan tinggalkanlah semua berhala-berhalamu, karena sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya melainkan Dia. Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”

Isi Kandungan Kosakata

1. Qarnan قَرْناً (Al-Mu’minūn/23: 31)

Kata qarn dapat diartikan sebagai tali yang terpintal dari bagian tumbuhan, benang dari pintalan wol, abad, umat atau generasi. Dalam ayat ini, yang dimaksud dengan qarn adalah umat atau generasi, yaitu mereka yang hidup semasa. Para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang dimaksud dengan generasi rasul yang diungkap dalam ayat ini. Ada yang berpendapat bahwa mereka adalah kaum ‘Ad yang rasul-Nya adalah Nabi Hud, dengan alasan bahwa Al-Qur’an menyebut generasi yang sesudah Nabi Nuh adalah Nabi Hud. Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Nabi Ṣalih dan kaumnya, yaitu Ṡamūd. Penganut pendapat ini beralasan bahwa siksaan yang disebut di sini adalah aṣ-ṣaiḥah (teriakan) yang membinasakan. Kaum Tsamud binasa karena teriakan ini, sedang kaum ‘Ad binasa karena topan dahsyat yang melanda selama tujuh hari tujuh malam.

2. Guṡā’a غُثَاءً (al-Mu’minūn/23: 41)

Guṡā’a pada mulanya berarti segala sesuatu yang terpencar atau terbengkalai dari tumbuh-tumbuhan atau sesuatu yang mengapung di laut. Kemudian kata ini juga digunakan untuk menyebut segala sesuatu yang tidak bermanfaat atau yang diremehkan. Dalam ayat ini, guṡā’a digunakan sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang selalu berbuat zalim, yang kemudian dibinasakan Allah, sehingga pada akhirnya mereka bagaikan sampah yang dihempaskan atau dibuang karena tidak ada gunanya lagi.

Munasabah

Pada ayat-ayat yang lalu dikisahkan kebinasaan kaum Nuh akibat mendustakan nabi-Nya, dan seruan untuk mengabdi hanya kepada Allah. Pada ayat-ayat berikut ini Allah menerangkan kebinasaan kaum Ad yang mendustakan Nabi Hud a.s. Kisah ini dimunculkan dalam Al-Qur’an agar menjadi pelajaran bagi umat-umat yang datang sesudahnya kemudian, agar tidak mengingkari kerasulan seorang pesuruh Allah yang membawa mukjizat yang jelas dari Tuhannya. Bila mereka mendustakannya, maka nasib buruk yang menimpa umat-umat dahulu dapat pula menimpa mereka berdasarkan sunnatullah.