قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَسْـَٔلِ الْعَاۤدِّيْنَ
Qālū labiṡnā yauman au baḍa yaumin fas'alil-‘āddīn(a).
Mereka menjawab, “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari. Tanyalah kepada mereka yang menghitung.”
Melanjutkan pertanyaan bernada kecaman yang Allah tujukan kepada para pendurhaka, Allah berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab, “Kami tinggal di bumi hanya sehari atau setengah hari, Kami tidak tahu persis.” Allah melanjutkan, “Maka tanyakanlah kepada mereka, yaitu para malaikat, yang menghitung dan mencatat umur manusia, atau tanyakan kepada manusia yang memahami perhitungan untuk membuktikan kebenaran Kami.” Dia berfirman, “Kamu tidak tinggal di bumi melainkan hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.”
Oleh karena besarnya pengaruh bencana yang menimpa penghuni neraka dan hebatnya siksaan dan azab yang dideritanya, maka mereka yang malang itu tidak lagi bisa mengingat berapa lama mereka tinggal di dunia. Mereka merasa sebentar sekali, bahkan mereka menyangka bahwa mereka tinggal di dunia hanya sehari atau tidak sampai satu hari jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Pada ayat ini Allah menganjurkan kepada mereka untuk menanyakan berapa lama mereka tinggal di dunia.
‘Abaṡan عَبَثًا (al-Mu’minūn/23: 115)
‘Abaṡan adalah bentuk masdar dari ‘abaṡa yang artinya, "tak berarti" dan "sia-sia". Dalam Surah al-Mu’minūn/23:115 Allah bertanya kepada orang kafir apakah mereka mengira bahwa Allah menciptakan mereka dengan sia-sia, tidak ada maksudnya. Itu adalah pertanyaan inkari, yaitu jawabannya adalah "Tidak!" Manusia diciptakan untuk menjalankan kehendak Allah, yaitu berbuat baik. Setelah itu mereka akan mati dan dipanggil menghadap-Nya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

