v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 19 - Surat Al-Mu'minūn (Orang-Orang Mukmin)
المؤمنون
Ayat 19 / 118 •  Surat 23 / 114 •  Halaman 343 •  Quarter Hizb 35 •  Juz 18 •  Manzil 4 • Makkiyah

فَاَنْشَأْنَا لَكُمْ بِهٖ جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍۘ لَكُمْ فِيْهَا فَوَاكِهُ كَثِيْرَةٌ وَّمِنْهَا تَأْكُلُوْنَ ۙ

Fa ansya'nā lakum bihī jannātim min nakhīliw wa a‘nāb(in), lakum fīhā fawākihu kaṡīratuw wa minhā ta'kulūn(a).

Lalu, dengan (air) itu Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur. Di sana kamu mendapatkan buah-buahan yang banyak dan dari sebagiannya itu kamu makan.

Makna Surat Al-Mu'minun Ayat 19
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Kami jadikan air itu tersimpan di bumi, lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur serta kebun-kebun yang lain; di sana, yakni dalam kebun-kebun tersebut, kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kamu makan, dan menjadi salah satu jenis makanan yang baik dan menyehatkan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Lalu dengan sebab air hujan itu Allah menumbuhkan untuk manusia kebun-kebun kurma dan anggur dan buah-buahan lain yang beraneka warna yang dapat di makan. Ada pula dari tanam-tanaman itu yang menjadi sumber penghidupan, seperti dari hasil pohon lada, pala, cengkeh dan sebagainya.

Dijadikan pula untuk manusia sejenis pohon kayu yang keluar dari gunung Sinai yaitu pohon zaitun yang banyak tumbuh di sekitar gunung itu, yang banyak menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan dan pada akhir-akhir ini dapat pula dijadikan bahan kosmetik dan obat-obatan karena minyak zaitun tidak mengandung kolesterol yang berbahaya bagi tubuh.

Isi Kandungan Kosakata

1. Ṭarā’iqa طَرَائِقَ (Al-Mu’minun 23: 17)

Ṭarā’iqa bentuk jamak dari طريقة. Terambil dari akar kata ط ر ق berarti datang pada malam hari, memukul, meletakkan sesuatu di atas yang lain, terbentang datar, dan lain-lain.

Di antara arti طريقة menurut Ibnu Faris adalah jalan, karena ia lebih tinggi dari permukaan tanah. Namun Ibnu Asyur memahami arti jalan di sini adalah jalan yang dibuat manusia sebagai imajinasi dari tempat peredaran planet, karena planet dalam Al-Qur’an juga disebut طارق (aṭ-Ṭāriq/86:1). Karena jalan pasti dilalui oleh pejalan, maka ayat tersebut seakan menyatakan, “Dan kami telah ciptakan di atas kamu planet-planet bersama dengan jalan-jalannya.”

Menurut Ṭabā’ṭabā’ī sebagaimana dikutip Quraish Shihab, kata itu juga berarti jalan karena di sanalah jalur turunnya perintah Allah ke bumi (aṭ-Ṭalaq/ 65:12), jalan ini pula yang dilalui oleh amal-amal baik yang naik ke sisi Allah (Fāṭir/35:10). Dengan pemahaman demikian, menurut Ṭabā’ṭabā’ī, bertemu awal ayat di atas dengan akhirnya yang menyatakan, “Dan Kami terhadap ciptaan tidaklah lengah.” Dalam arti bahwa Allah selalu mengawasi mahluknya, bahkan ketujuh jalan tersebut terbentang antara Allah dan mahluknya, dimana malaikat turun naik membawa amal perbuatan manusia.

2. Bid-Duhni بِالدُّهْنِ (al-Mu’minūn/23: 20)

Bid-duhn jamaknya أدهان (adhān) artinya tumbuh, mengandung minyak, atau menghasilkan minyak. Menurut para ulama yang dimaksud dengan pohon yang mengandung minyak adalah pohon Zaitun yang muncul pertama kali di bukit Sina. Pohon Zaitun termasuk karunia Allah yang sangat besar karena manfaatnya yang begitu banyak. Penelitian terhadap pohon Zaitun membuktikan kandungan buah Zaitun yang terdiri dari zat besi, fosfor, zat garam, vitamin A, B, dan lain-lain yang sangat dibutuhkan tubuh. Minyak Zaitun banyak dipakai sebagai bahan utama kosmetik seperti sabun, cream rambut dan kulit. Selain buahnya bisa dimakan setelah diolah terlebih dahulu, minyak Zaitun juga dipakai sebagai minyak goreng, karena bebas dari kolesterol yang merusak jantung. Kata ad-duhn hanya satu kali disebut dalam Al-Qur’an, yaitu pada ayat ini.