v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 17 - Surat Al-Mu'minūn (Orang-Orang Mukmin)
المؤمنون
Ayat 17 / 118 •  Surat 23 / 114 •  Halaman 342 •  Quarter Hizb 35 •  Juz 18 •  Manzil 4 • Makkiyah

وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَاۤىِٕقَۖ وَمَا كُنَّا عَنِ الْخَلْقِ غٰفِلِيْنَ

Wa laqad khalaqnā fauqakum sab‘a ṭarā'iq(a), wa mā kunnā ‘anil-khalqi gāfilīn(a).

Sungguh, Kami telah menciptakan tujuh langit di atas kamu dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).

Makna Surat Al-Mu'minun Ayat 17
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Demikianlah kuasa Allah untuk menciptakan manusia melalui tahapan-tahapan yang sangat mengagumkan. Begitu besar nikmat yang Allah karuniakan kepada manusia. Dan di antara nikmat itu adalah bahwa sungguh, Kami telah menciptakan tujuh lapis langit di atas kamu, dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan Kami. Kami akan selalu menjaganya untuk kebaikan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menciptakan di atas manusia tujuh lapis langit, sebagian berada di atas sebagian lain yang menjadi tempat peredaran bintang-bintang, yang telah dikenal orang sejak dahulu kala, dan telah ditemukan lagi beberapa bintang lainnya oleh ulama falak pada masa kini. Allah sekali-kali tidaklah lengah terhadap semua ciptaan itu, baik terhadap peredaran-peredaran maupun terhadap yang lainnya, karena peredaran semua planet di angkasa luar itu mengikuti peraturan tertentu. Seandainya Allah lengah terhadapnya, niscaya akan terjadi benturan-benturan planet itu satu sama lain, yang mengakibatkan timbulnya bencana yang tidak dapat diperkirakan kedahsyatannya. Memang itu pun akan terjadi, akan tetapi waktunya nanti pada hari Kiamat, di mana segala sesuatunya telah direncanakan di Lauh Mahfuz.

Isi Kandungan Kosakata

1. Ṭarā’iqa طَرَائِقَ (Al-Mu’minun 23: 17)

Ṭarā’iqa bentuk jamak dari طريقة. Terambil dari akar kata ط ر ق berarti datang pada malam hari, memukul, meletakkan sesuatu di atas yang lain, terbentang datar, dan lain-lain.

Di antara arti طريقة menurut Ibnu Faris adalah jalan, karena ia lebih tinggi dari permukaan tanah. Namun Ibnu Asyur memahami arti jalan di sini adalah jalan yang dibuat manusia sebagai imajinasi dari tempat peredaran planet, karena planet dalam Al-Qur’an juga disebut طارق (aṭ-Ṭāriq/86:1). Karena jalan pasti dilalui oleh pejalan, maka ayat tersebut seakan menyatakan, “Dan kami telah ciptakan di atas kamu planet-planet bersama dengan jalan-jalannya.”

Menurut Ṭabā’ṭabā’ī sebagaimana dikutip Quraish Shihab, kata itu juga berarti jalan karena di sanalah jalur turunnya perintah Allah ke bumi (aṭ-Ṭalaq/ 65:12), jalan ini pula yang dilalui oleh amal-amal baik yang naik ke sisi Allah (Fāṭir/35:10). Dengan pemahaman demikian, menurut Ṭabā’ṭabā’ī, bertemu awal ayat di atas dengan akhirnya yang menyatakan, “Dan Kami terhadap ciptaan tidaklah lengah.” Dalam arti bahwa Allah selalu mengawasi mahluknya, bahkan ketujuh jalan tersebut terbentang antara Allah dan mahluknya, dimana malaikat turun naik membawa amal perbuatan manusia.

2. Bid-Duhni بِالدُّهْنِ (al-Mu’minūn/23: 20)

Bid-duhn jamaknya أدهان (adhān) artinya tumbuh, mengandung minyak, atau menghasilkan minyak. Menurut para ulama yang dimaksud dengan pohon yang mengandung minyak adalah pohon Zaitun yang muncul pertama kali di bukit Sina. Pohon Zaitun termasuk karunia Allah yang sangat besar karena manfaatnya yang begitu banyak. Penelitian terhadap pohon Zaitun membuktikan kandungan buah Zaitun yang terdiri dari zat besi, fosfor, zat garam, vitamin A, B, dan lain-lain yang sangat dibutuhkan tubuh. Minyak Zaitun banyak dipakai sebagai bahan utama kosmetik seperti sabun, cream rambut dan kulit. Selain buahnya bisa dimakan setelah diolah terlebih dahulu, minyak Zaitun juga dipakai sebagai minyak goreng, karena bebas dari kolesterol yang merusak jantung. Kata ad-duhn hanya satu kali disebut dalam Al-Qur’an, yaitu pada ayat ini.