v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 11 - Surat Al-Muddaṡṡir (Orang Berselimut)
المدّثّر
Ayat 11 / 56 •  Surat 74 / 114 •  Halaman 575 •  Quarter Hizb 58.25 •  Juz 29 •  Manzil 7 • Makkiyah

ذَرْنِيْ وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيْدًاۙ

Żarnī wa man khalaqtu waḥīdā(n).

Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku ciptakan dia dalam kesendirian.733)

Makna Surat Al-Muddassir Ayat 11
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Di antara tokoh pendurhaka yang menjadi latar belakang turunnya ayat-ayat ini dan akan mengalami kesulitan pada hari Kiamat adalah al-Walid bin al-Mugirah. Terhadap tokoh ini dan siapa saja yang perilakunya sama dengan al-Walid, maka Allah menegaskan demikian, Biarkanlah Aku yang bertindak terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya, tanpa bantuan dari siapa pun

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa Dialah yang akan berbuat sesuatu terhadap orang yang telah diciptakan-Nya sendiri. Dia telah menciptakan dan mengeluarkannya dari perut ibunya, tanpa harta bahkan tanpa anak. Lalu Dia menganugerahkan rezeki kepadanya, dan kepandaian memimpin kaumnya. Akan tetapi, dia membangkang kepada-Nya.

Ayat ini menyebutkan kata-kata “waḥīd” (satu-satunya), sebagai sindiran kepada al-Walīd yang bergelar waḥīd, sebab dialah yang paling menonjol di kalangan kaumnya karena kekayaan, pangkat, dan harta yang dimilikinya. Al-Walīd memiliki kebun ladang serta areal peternakan yang luas antara Mekah dan Ṭā'if. Ia mempunyai unta, kuda, kambing, dan budak belian. Mempunyai tujuh orang anak yang perkasa (tiga di antaranya masuk Islam, yaitu Khālid, Hisyām, dan ‘Imārah). Menurut Mujāhid, putranya 10 orang. Lebih dari itu, Allah telah menganugerahkan usia panjang dengan kekayaan yang cukup kepada al-Walīd itu (wafat dalam usia 90 tahun), dihormati dan disegani kaumnya.

Isi Kandungan Kosakata

1. Waḥīdan وَحِيْدًا (al-Muddaṡṡir/74: 11)

Kata waḥīd terambil dari kata waḥada-yaḥidu-waḥdan dan waḥdatan yang berarti satu atau awal bilangan. Wāḥid dan waḥīd berarti: esa, tunggal, sendirian, yang tidak ada bandingannya.

Kata waḥīd yang disebutkan dalam ayat 11 Surah al-Muddaṡṡir berarti sendirian, maksudnya bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya hanya sendirian tanpa bantuan siapapun. Kata waḥīd hanya satu kali disebutkan dalam Al-Qur’an.

2. ‘Anīdan عَنِيْدًا (al-Muddaṡṡir/74: 16)

Kata ‘anīd terambil dari kata ‘anada-ya‘nudu/ya‘nidu , yang berarti menyimpang, durhaka, menolak, atau menentang kebenaran dengan sadar, yakni mengetahui kebenaran namun menolaknya. Orang yang bersikap demikian disebut ‘ānid atau mu‘ānid. Akan tetapi, jika sikap tersebut telah menjadi sifat seseorang karena sering melakukannya, maka ia disebut ‘anīd.

Dengan demikian, maka kata ‘anīd dalam ayat 16 Surah al-Muddaṡṡir tersebut di atas dapat diartikan dengan “selalu menentang kebenaran padahal ia telah mengetahuinya”. Kata ‘anīd disebutkan hanya satu kali dalam Al-Qur’an.