فَاِذَا نُقِرَ فِى النَّاقُوْرِۙ
Fa iżā nuqira fin-nāqūr(i).
Apabila sangkakala ditiup,
Kesulitan dalam dakwah tidaklah seberapa, akan ada saat yang lebih sulit lagi, maka apabila sangkakala ditiup yaitu hari Kiamat telah tiba,
Setelah memberikan pengarahan khusus kepada Nabi Muhammad (yang juga menjadi cermin pengajaran bagi umat beliau) yang dimulai dari ayat 1 sampai dengan ayat 7 di atas, maka pada ayat ini, Allah menjelaskan pula tentang suasana kedatangan hari Kiamat. Di hari yang dijanjikan itu, orang-orang yang telah menyakiti hati para rasul dan juru dakwah karena menyampaikan ajaran Allah, akan mengalami suatu kesulitan yang luar biasa. Mereka tersentak mendengar seruan Kiamat ditiup Malaikat Israfil. Mereka langsung merasakan betapa hebatnya kesulitan yang harus ditempuh. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya bersabar menghadapi gangguan-gangguan musuh tersebut.
Pada hari Kiamat, semua orang mendapatkan apa yang telah mereka amalkan: kesenangan yang abadi bagi orang yang beriman dan berjihad menegakkan keimanan yang benar, serta kecelakaan dan kesengsaraan bagi siapa yang ingkar dan hidup di atas keingkaran itu.
1. Al-Muddaṡṡir الْمُدَّثِّر (al-Muddaṡṡir/74: 1)
Kata al-muddaṡṡir adalah isim fā‘il dari tadaṡṡara. Menurut al-Ragib al-Aṣfahanī, kata muddaṡṡir berasal dari kata mutadaṡṡir, di-idgām-kan menjadi dal. Sedangkan menurut pengarang al-Mu‘jam al-Wasiṭ, kata tadaṡṡara berarti seseorang yang memakai diṡār, yaitu sejenis kain yang diletakkan di atas baju yang dipakai untuk menghangatkan atau dipakai sewaktu orang berbaring atau tidur. Oleh sebab itu, kata diṡār dapat diartikan dengan “selimut”. Dengan demikian, maka kata al-muddaṡṡir berarti “orang yang berselimut”. Ulama tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan yang berselimut adalah Nabi Muhammad. Makna ini dapat dipahami dari sabab nuzul ayat yang berkenaan dengan pembahasan ini. Pengertian ini didukung oleh qira‘ah atau bacaan yang dinisbahkan kepada ‘Ikrimah, yaitu “yā ayyuhal-mudṡar”.
Biasa nya bila seseorang takut, ia akan menggigil, oleh sebab itu ia menutupi dirinya dengan selimut. Menyelimuti atau diselimuti dalam ayat tersebut adalah untuk menghilangkan rasa takut yang meliputi jiwa Nabi Muhammad beberapa saat sebelum turunnya ayat-ayat ini. Hal ini terjadi pada diri Nabi Muhammad, khususnya pada masa awal kedatangan malaikat Jibril kepada beliau.
2. An-nāqūr النَّاقُوْر (al-Muddaṡṡir/74: 8)
Kata an-nāqūr terambil dari kata naqara-yanquru-naqran. Kalimat naqaraṭ-ṭā'irusy-syai'a berarti burung itu melubangi sesuatu. Dari kata ini diambil kata naqīr yang berarti lubang yang ada pada bagian atas biji-bijian. Darinya juga diambil kata nāqūr yang berarti sangkakala yang ditiup oleh malaikat. Kalimat nuqira fin-nāqūr berarti sangkakala ditiup.

