خَاشِعَةً اَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗذٰلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ ࣖ
Khāsyi‘atan abṣāruhum tarhaquhum żillah(tun), żālikal-yaumul-lażī kānū yū‘adūn(a).
Pandangan mereka tertunduk (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka.
Mereka bergegas dan pandangan mereka tertunduk ke bawah diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka yang dahulu ketika di dunia selalu mereka olok-olokkan bahkan mereka meminta disege-rakan.
Pada hari yang dijanjikan itu, orang-orang musyrik berlarian dengan kepala tertunduk menuju pengadilan Allah. Itulah hari yang pernah diperingatkan Allah kepada mereka. Hari itu adalah hari yang penuh kesengsaraan dan penderitaan. Pada hari itu tidak ada suatu pun yang dapat memberi pertolongan selain Allah.
‘Izīn عِزِيْن (al-Ma‘ārij/70: 37)
Kata kerja dari ‘izīn adalah ‘azā yang berarti intasaba (menggabungkan diri). ‘Izīn adalah bentuk jamak dari ‘izah yang artinya “kelompok” atau “gerombolan”, karena anggota-anggotanya terdiri orang-orang yang bergabung satu sama lain. Ayat 37 Surah al-Ma‘ārij/70 ini maksudnya adalah bahwa orang-orang kafir Mekah itu datang bergerombolan ke kanan dan kiri Nabi saw untuk mendengarkan Al-Qur’an yang beliau bacakan. Akan tetapi, maksud mereka melakukan hal itu adalah untuk memperolok-olok Nabi, bukan untuk mengimaninya.

