v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 83 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 83 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 60 •  Quarter Hizb 6.75 •  Juz 3 •  Manzil 1 • Madaniyah

اَفَغَيْرَ دِيْنِ اللّٰهِ يَبْغُوْنَ وَلَهٗ ٓ اَسْلَمَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّاِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ

Afagaira dīnillāhi yabgūna wa lahū aslama man fis-samāwāti wal-arḍi ṭau‘aw wa ilaihi yurja‘ūn(a).

Mengapa mereka mencari agama selain agama Allah? Padahal, hanya kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi berserah diri, baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan.

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 83
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Jika memang agama itu hakikatnya satu dan inti semua risalah juga sama yaitu tauhid, maka mengapa mereka berpaling dari agama yang benar yang dibawa oleh Nabi Muhammad dengan mencari agama yang lain selain agama Allah, yaitu agama Islam? Padahal, apa, yakni semua makhluk, yang di langit dan di bumi berserah diri dengan senantiasa tunduk dan patuh kepada hukum dan kehendak-Nya, baik dengan suka yaitu secara tulus ikhlas karena melihat bukti-bukti kebenaran, maupun terpaksa setelah melihat azab. Dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan, lalu mereka akan mendapat balasan yang setimpal.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah tidak membenarkan sikap Ahli Kitab, bahkan mencelanya karena mereka itu menyeleweng dari kebenaran, setelah kebenaran itu tampak jelas bagi mereka dan mereka tidak mau memeluk agama Islam yang datang dari Allah. Allah swt menegur mereka mengapa mereka berbuat demikian, padahal semua langit dan bumi tunduk kepada Allah secara sukarela dan takluk kepada ketentuan-Nya.

Secara ringkas dapat diterangkan bahwa orang Yahudi itu tidak percaya kepada agama yang dibawa Nabi Muhammad saw, padahal nabi-nabi mereka mempercayai Nabi Muhammad saw, yang akan datang kemudian. Dengan tidak percaya kepada Nabi Muhammad berarti mereka tidak percaya kepada nabi-nabi mereka sendiri; dan berarti mereka mencari agama selain Islam. Sikap mereka itu dicela oleh Allah karena apa saja yang ada di langit dan di bumi ini semuanya tunduk dan patuh kepada Allah mengapa mereka tidak berbuat demikian?

Kemudian Allah menjelaskan bahwa kepada Allah kembali semua makhluk, baik orang Yahudi, orang Nasrani, maupun umat-umat selain mereka. Pada saat itulah mereka akan diberi balasan, sesuai dengan perbuatan mereka di dunia.

Di dalam ayat ini terdapat ancaman keras bagi orang-orang Ahli Kitab baik orang Yahudi maupun orang Nasrani, karena mereka telah menyeleweng dari kebenaran, serta tidak mau mengakui kenabian Muhammad saw.

Isi Kandungan Kosakata

Ḥikmah حِكْمَةْ(Āli ‘Imrān/3: 81)

Secara etimologis, ḥikmah berarti kebijaksanaan. Pada mulanya arti akar kata adalah: mencegah, menolak. Hakim disebut demikian karena ia bisa mencegah orang lain berbuat zalim. Hikmah adalah sesuatu yang bisa mencegah melakukan kebodohan dan segala sesuatu yang tidak baik. Hikmah bisa juga diartikan dengan mencapai satu kebenaran dengan ilmu dan akal. Oleh para mufasir, hikmah acapkali diartikan sebagai ucapan-ucapan yang benar atau argumen-argumen yang kuat dan meyakinkan. Dalam Al-Qur′an, hikmah sering disebutkan sebagai nikmat yang dianugerahkan kepada para nabi (al-Baqarah/2: 231) atau orang yang saleh (Luqmān/31: 12). Al-Qur′an juga menjelaskan bahwa orang yang telah diberi hikmah berarti telah memperoleh berbagai kebaikan (al-Baqarah/2: 269).