قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَتُغْلَبُوْنَ وَتُحْشَرُوْنَ اِلٰى جَهَنَّمَ ۗ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
Qul lil-lażīna kafarū satuglabūna wa tuḥsyarūna ilā jahannam(a), wa bi'sal-mihād(u).
Katakanlah (Nabi Muhammad) kepada orang-orang yang kufur, “Kamu (pasti) akan dikalahkan dan digiring ke dalam (neraka) Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat tinggal.”
Jika Fir’aun dan rezimnya yang sangat berkuasa dan gagah perkasa saja dapat dikalahkan dan mendapat siksa duniawi dan ukhrawi, apa-lagi orang yang tidak mencapai tingkat keperkasaan semacam itu. Karena itu, katakanlah, wahai Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang kafir dari kalangan Yahudi dan lainnya yang memandang kemenanganmu di Perang Badar dengan sebelah mata, “Kamu pasti akan dikalahkan di dunia dan mati dalam keadaan kafir, kemudian digiring ke dalam neraka Jahanam sebagai tempat tinggal kamu. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal.”
Pada ayat ini Allah dengan tegas memperingatkan mereka; bahwa mereka pasti akan binasa di dunia ini, sebelum di akhirat nanti. Nabi Muhammad saw diperintahkan untuk mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa mereka akan dikalahkan di dunia ini. Tuhan akan menepati janji-Nya, dan di akhirat mereka akan ditempatkan di Neraka Jahanam.
Kebenaran ayat ini terbukti di kemudian hari. Kaum Muslimin berhasil mengalahkan Yahudi Bani Quraizah karena pengkhianatan mereka dan mengusir Bani Nadir dari Medinah, karena kemunafikan mereka, dan menaklukkan kota Khaibar kota orang Yahudi, serta memungut jizyah dari orang-orang Yahudi. Walaupun ayat ini menerangkan pungutan jizyah dari orang Yahudi, namun pengertian ayat ini mencakup semua orang kafir pada umumnya.
Zuyyina زُيِّنَ (Āli ‘Imrān/3: 14)
Zuyyina adalah fi‘il māḍī (kata kerja telah lalu) dalam bentuk mabnī majhūl (bentuk pasif) artinya “dihiaskan”. Arti bahasa dalam permulaan ayat 14 ialah: dihiaskan kepada manusia rasa suka kepada hal-hal yang diinginkan berupa perempuan, anak, harta benda yang banyak berupa emas, perak, kuda yang bagus, binatang ternak dan sawah serta ladang. Siapakah yang menghiaskan kepada manusia sehingga ia menjadi suka kepada hal-hal tersebut? Dalam hal ini di kalangan para ulama ada dua pendapat: pertama yang menjadikan manusia suka pada perempuan dan harta adalah setan karena pada akhir ayat ini dikatakan bahwa di sisi Allah adalah tempat kembali yang baik, yaitu surga, yang jauh lebih baik dari harta di dunia. Pendapat kedua yaitu yang menjadikan manusia suka pada perempuan dan harta adalah Allah juga untuk menguji kemampuan orang-orang mukmin mengendalikan perasaan suka dan cintanya itu, tidak berlebih-lebihan melainkan wajar dan tetap mengikuti ketentuan agama dan aturan-aturan syariat yang benar. Pendapat kedua inilah yang disetujui oleh jumhur ulama.

