v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 56 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 56 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 57 •  Quarter Hizb 6.5 •  Juz 3 •  Manzil 1 • Madaniyah

فَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَاُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۖ وَمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ

Fa ammal-lażīna kafarū fa u‘ażżibuhum ‘ażāban syadīdan fid-dun-yā wal-ākhirah(ti), wa mā lahum min nāṣirīn(a).

Adapun orang-orang yang kufur akan Aku azab mereka dengan azab yang sangat keras di dunia dan di akhirat dan sekali-kali tidak ada penolong bagi mereka.”

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 56
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Allah memberi ancaman bagi orang yang kafir kepada Nabi Isa dan pahala bagi orang yang beriman kepadanya. Maka adapun orang-orang yang kafir kepada Nabi Isa, maka akan Aku azab mereka dengan azab yang sangat keras di dunia, berupa kehinaan dan terusir dari daerahnya dan di akhirat berupa siksa yang kekal, sedang mereka tidak memperoleh penolong sedikit pun dari azab Allah di akhirat kelak.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah menerangkan bahwa orang-orang Yahudi yang mendustakan Nabi Muhammad akan disiksa dengan siksaan yang pedih baik di dunia maupun di akhirat.

Siksaan dunia yang akan menimpa mereka ialah, mereka akan dibunuh dan ditawan serta dikuasai oleh bangsa-bangsa lain. Sedang siksaan akhirat ialah siksaan Allah di hari pembalasan yang sangat pedih. Pada waktu itu mereka tidak akan mendapatkan pertolongan dari siapa pun.

Isi Kandungan Kosakata

Mutawaffīka مُتَوَفِّيْكَ (Āli ‘Imrān/3: 55)

Akar katanya adalah (وفي), artinya sempurna. Jika dikaitkan dengan janji berarti menunaikan janjinya dengan baik dan sempurna. Wafat berarti mati, karena Allah telah mengambil rohnya secara penuh, atau Allah telah menyempurnakan ajalnya.

Dalam ayat ini, kata mutawaffika berarti “mencukupkan sepenuhnya waktumu di bumi, mengambil sesuatu sepenuhnya dan tak ada yang tertinggal”; Allah akan mengambil engkau dan mengangkat engkau kepada-Ku,” juga dapat berarti “Allah mencukupkan sepenuhnya selama waktumu di tengah-tengah kaummu.”

Penafsiran di atas berbeda sekali dengan yang terdapat dalam beberapa tafsir lain yang menegaskan Nabi Isa sudah mati seperti dalam penafsiran Ahmadiyah dan Bibel. Beberapa arti dan perbandingan dapat dilihat dalam (Matius xxvii.32-38) diuraikan cukup panjang lebar. Ayat ini membantah anggapan orang-orang Nasrani yang mengatakan bahwa Nabi Isa mati disalib oleh musuh-musuhnya.