v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 97 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 97 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 62 •  Quarter Hizb 7 •  Juz 4 •  Manzil 1 • Madaniyah

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm(a), wa man dakhalahū kāna āminā(n), wa lillāhi ‘alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā‘a ilaihi sabīlā(n), wa man kafara fa innallāha ganiyyun ‘anil-‘ālamīn(a).

Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim.108) Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu109) mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 97
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Di sana, di Masjidilharam, terdapat tanda-tanda yang jelas tentang keutamaan dan kemuliaannya diantaranya maqam Ibrahim, yaitu bekas telapak kaki Nabi Ibrahim tempat beliau berdiri waktu membangun Kakbah; hajar aswad, hijir Ismail dan yang lainnya (Lihat: Surah alBaqarah/2: 125). Barang siapa memasukinya, menjadi amanlah dia dari gangguan-gangguan. Dan di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang Islam yang sudah akil balig yang mampu mengadakan perjalanan ke sana, mempunyai bekal yang cukup untuk dirinya dan keluarga yang ditinggalkan, kemampuan fisik, ada sarana pengangkutan dan aman dalam perjalanan. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka dia adalah kafir, karena tidak percaya pada ajaran Islam. Ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) apapun dari seluruh alam, baik yang taat dan menjalankan ibadah haji, yang durhaka, maupun yang kafir.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Suatu bukti lainnya bahwa Nabi Ibrahim-lah yang mendirikan kembali Ka’bah, adanya maqām Ibrāhīm di samping Baitullah, yaitu sebuah batu yang dipergunakan sebagai tempat berdiri oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika mendirikan Ka’bah bersama-sama dengan putranya Ismail a.s. Bekas telapak kakinya itu tetap ada dan dapat disaksikan sampai sekarang.

Barang siapa masuk ke tanah Mekah (daerah haram) terjamin keamanan dirinya dari bahaya musuh dan keamanan itu tidak hanya bagi manusia saja, tetapi juga binatang-binatangnya, tidak boleh diganggu dan pohon-pohonnya tidak boleh ditebang.

Setelah Nabi Ibrahim mendirikan kembali Ka’bah lalu beliau disuruh Allah menyeru seluruh umat manusia agar mereka berziarah ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji. Ibadah haji ini dianjurkan oleh Nabi Ibrahim dan tetap dilaksanakan umat Islam sampai sekarang sebagai rukun Islam yang kelima. Setiap Muslim yang mampu diwajibkan menunaikan ibadah haji sekali seumur hidup.

Barang siapa yang mengingkari kewajiban ibadah haji, maka ia termasuk golongan orang kafir.

Isi Kandungan Kosakata

Bakkah بَكَّةٌ(Āli ‘Imrān/3: 96)

Bakkah adalah tempat di mana orang biasa melakukan tawaf, biasa disebut dengan Baitulḥarām, kata ini terambil dari kata al-bakk yang mempunyai dua arti, pertama “menolak dan mendesak”, sebab orang yang tawaf di Ka’bah akan berdesak-desakan, kedua “menghancurkan” karena orang yang akan merusaknya akan hancur. Mekah adalah nama kota dimana Ka’bah berada, terambil dari kata al-makk yang artinya “menghisap” dari ungkapan (makka al-faṣil ḍar’a ummihī) “anak unta atau sapi itu menghisap susu induknya karena kehausan”. Dengan demikian, Mekah bisa diartikan negeri yang tandus sehingga orang perlu memeras keringat untuk memperoleh air dari sumber air yang sangat sedikit di Mekah.

Nama “Mekah” dalam ayat ini disebut “Bakkah”, nama ini yang lebih tua. Tepatnya konon pada letak Masjidilharam, yang setelah dibangun oleh Nabi Ibrahim pernah roboh lalu dibangun kembali oleh Jurhum, kemudian oleh Amalekit (‘Amaliqah) kemudian oleh Quraisy (Tafsir Baidawi), dan sekian banyak lagi arti yang diberikan oleh para mufasir. Dalam beberapa surah dan ayat dalam Al-Qur’an kata “al-balad” (al-Baqarah/2:126, Ibrāhīm/14:35, al-Balad/90:1-2, at-Tīn/95:3 dan beberapa lagi dalam surah lain) yang dimaksud adalah Mekah. Disebut juga Umm al-Qurā, “ibu kota-kota” (al-An‘ām/6:92). Dalam abad ke-2 kota ini oleh ahli geografi dan astronomi Yunani, Ptolemaeus, disebut “Macoraba.”

Dalam abad ke-5 Masehi, di antara kabilah Arab dari keturunan Ibrahim yang terkuat di Mekah adalah Quraisy, terutama setelah di bawah pimpinan Qusai bin Kilab bin Murrah, kakek Rasulullah yang keempat dari pihak bapak. Qusai disebut sebagai pendiri kota Mekah dan sebagai tokoh penting yang berhasil membina kabilah Quraisy. Dialah laki-laki yang paling menonjol di antara orang-orang Arab masa itu.