v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 102 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 102 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 63 •  Quarter Hizb 7 •  Juz 4 •  Manzil 1 • Madaniyah

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamūtunna illā wa antum muslimūn(a).

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 102
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Supaya kamu memperoleh keimanan yang kuat dan tidak goyah ketika terjadi cobaan, maka wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya sesuai kebesaran, keagungan, dan kasih sayang-Nya kepada kamu. Bukti ketakwaan tersebut adalah menaati Allah dan tidak sekalipun durhaka, mengingat-Nya dan tidak sesaat pun melupakan-Nya, serta mensyukuri nikmat-Nya tanpa sekalipun dan sekecil apa pun mengingkarinya sampai batas akhir kemampuan kamu, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim, berserah diri kepada Allah dengan tetap memeluk agama yang diridai, yaitu Islam. Karena tidak seorang pun mengetahui kapan datangnya kematian, maka berusahalah sekuat tenaga untuk selalu berada di jalan Allah, karena Allah akan menganugerahi hamba sesuai usaha yang dilakukannya.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Diserukan kepada kaum Muslimin terutama kaum Aus dan Khazraj agar mereka tetap di Medinah, beriman, bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dengan memenuhi segala kewajiban takwa. Dengan mengerahkan segala daya dan kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, secara keseluruhan, dan jangan mati, melainkan dalam keadaan memeluk agama Islam.

Isi Kandungan Kosakata

I‘taṣimū اِعْتَصِمُوْا( li ‘Imrān/3: 103)

Secara etimologis, i‘taṣimū adalah kata perintah dari kata kerja i‘taṣama, ya’taṣimu, al-i‘tiṣām yang berarti “berpegang teguh pada sesuatu”. Seorang yang tercegah dari perbuatan dosa dinamakan ma‘ṣūm. Mi‘ṣam artinya “pergelangan tangan”, orang yang berpegangan dengan pergelangan tangan akan terlindungi, karena bisa teguh dan kokoh. Melalui ayat ini (103) kaum Muslimim mendapatkan peritah untuk bernaung dan berpegang teguh pada agama Allah. Maksudnya, kaum Muslimin harus menjadikan agama Allah sebagai pegangan hidup agar selamat di dunia dan akhirat.