اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ اُوْتُوْا نَصِيْبًا مِّنَ الْكِتٰبِ يُدْعَوْنَ اِلٰى كِتٰبِ اللّٰهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلّٰى فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ وَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ
Alam tara ilal-lażīna ūtū naṣībam minal-kitābi yud‘auna ilā kitābillāhi liyaḥkuma bainahum ṡumma yatawallā farīqum minhum wa hum mu‘riḍūn(a).
Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memerhatikan orang-orang (Yahudi) yang telah diberi bagian (pengetahuan) kitab (Taurat)? Mereka diajak (berpegang) pada kitab Allah untuk memutuskan (perkara) di antara mereka, kemudian segolongan dari mereka berpaling dan menolak (kebenaran).
Setelah pada ayat sebelumnya dijelaskan beberapa perilaku buruk kaum Yahudi, ayat ini kembali menjelaskan perilaku buruk mereka lainnya. Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana sikap dan respons orang-orang yang telah diberi bagian Kitab Taurat? Mereka diajak berpegang pada Kitab Allah, baik yang tertera pada Al-Qur’an maupun kitab mereka sendiri, Taurat, untuk memutuskan perkara yang diperselisihkan di antara mereka sendiri, kemudian sebagian dari mereka berpaling seraya menolak kebenaran tersebut, disebabkan oleh kedengkian dan permusuhan.
Mereka memalingkan diri dari mengamalkan kitab yang mereka imani sendiri bilamana kitab itu tidak sesuai dengan keinginan mereka. Inilah tingkah laku penganut agama Yahudi pada masa Rasulullah saw. Orang Yahudi datang kepada Rasulullah dengan kemauan mereka yang kuat untuk menerima suatu keputusan. Tetapi apabila keputusan yang diberikan itu tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, mereka menolak melaksanakannya. Mereka hanya menghafal sebagian dari isi Taurat, sedang yang lainnya mereka lupakan. Bagian yang mereka hafal itu tidak mereka pahami dengan baik dan tidak pula mereka amalkan.
Garra غَرَّ (Āli ‘Imrān/3: 24)
Garra adalah kata kerja lampau, dan asal katanya adalah al-gurūr. Arti bahasanya adalah segala sesuatu yang membuat manusia tertipu, terpedaya, baik oleh harta, pangkat, hawa nafsu mapun godaan setan, serta keduniaan. Dalam ayat ini dijelaskan gambaran tentang kesombongan orang Yahudi akibat anggapan mereka yang salah terhadap agama mereka, sehingga mereka mengatakan kalaupun mereka masuk neraka, itu hanya untuk beberapa hari saja. Anggapan ini mengada-ada karena tidak ada landasannya dalam agama, selain keyakinan mereka bahwa mereka adalah anak-anak dan kekasih-kekasih Allah (al-Mā′idah/5: 18) maka Allah menjelaskan akibat kesombongan mereka, yaitu mereka akan sesat selama-lamanya. Kesombongan akibat salah memahami agama dan keduniaan juga terjadi pada kaum muslimin sehingga dalam surah al-An‘ām/6:70 telah mendapat peringatan, yang artinya: “Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda-gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia.”

