v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 43 - Surat Al-Ḥāqqah (Hari Kiamat Yang Pasti Terjadi)
الحاۤقّة
Ayat 43 / 52 •  Surat 69 / 114 •  Halaman 568 •  Quarter Hizb 57.5 •  Juz 29 •  Manzil 7 • Makkiyah

تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Tanzīlum mir rabbil-‘ālamīn(a).

(Al-Qur’an itu) diturunkan dari Tuhan semesta alam.

Makna Surat Al-Haqqah Ayat 43
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam. Diturunkan sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada seluruh alam.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Al-Qur’an benar-benar berasal dari Tuhan Maha Pencipta, Maha Pengatur, Maha Penjaga dan Maha Menguasai seluruh alam.

Isi Kandungan Kosakata

Kāhin كَاهِنٌ (al-Ḥāqqah/69: 42)

Kāhin adalah isim fā‘il (pelaku) dari kahana, yak-hanu/yak-hunu, kahānatan, yang berarti menyebarkan berita masa lalu yang tersembunyi atau menduga sesuatu yang gaib. Al-Kahn merupakan bagian dari aẓ-ẓann (persangkaan). Kata kahana digunakan untuk mereka yang melakukan pendugaan atau persangkaan, sedangkan kata kahuna adalah untuk mereka yang menjadikannya sebagai profesi. Adapun orang yang memberikan informasi masa yang akan datang (prediksi) disebut dengan al-‘arrāf. Sebagian menganggap bahwa antara kāhin dan ‘arraf adalah sama yaitu mereka yang mengaku mengetahui rahasia-rahasia yang tersembunyi pada masa lalu dan kejadian-kejadian yang akan datang seperti pengetahuan terhadap sesuatu yang dicuri, mengetahui orang yang tersesat, dan sebagainya. Pengetahuan mereka pada masa Jahiliah didapat dari informasi yang datang dari jin dan setan yang mencuri berita dari langit (al-Ḥijr/15: 18). Jadi kāhin bisa diartikan dengan tukang tenung, tukang ramal, dukun atau seseorang yang melakukan pekerjaan seperti mereka. Setelah Islam datang, praktik perdukunan dilarang. Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang mendatangi ‘arrāf atau kāhin dan membenarkan apa yang dikatakannya maka ia telah kafir dengan apa yang telah diturunkan kepada Abī Qāsim (Muhammad).” Lafal ini hanya terulang dua kali dalam Al-Qur’an, yaitu dalam ayat ini dan Surah aṭ-Ṭūr/52: 42.

Pada ayat ini, Allah menjelaskan tentang kebenaran yang disampaikan Nabi Muhammad kepada kaumnya. Bahwa Al-Qur’an adalah benar-benar wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’an bukanlah perkataan seorang penyair yang pandai mengolah kata tanpa melihat benar atau salah sesuatu yang dikandungnya. Al-Qur’an juga bukanlah perkataan tukang tenung atau tukang ramal yang hanya bisa memprediksi dan menduga-duga sesuatu tanpa dasar dan bukti yang jelas sehingga banyak menipu dan mengelabui masyarakat. Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan Allah, Tuhan Semesta Alam.