وَّحُمِلَتِ الْاَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَّاحِدَةًۙ
Wa ḥumilatil-arḍu wal-jibālu fa dukkatā dakkataw wāḥidah(tan).
dan bumi serta gunung-gunung diangkat lalu dibenturkan dengan sekali benturan,
dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung dengan sangat mudahnya, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan maka bumi menjadi datar,
Pada saat itu berguncanglah seluruh bumi, dan gunung-gunung terangkat dari tempat-tempatnya kemudian saling berbenturan. Berguncangnya bumi dan bergeraknya gunung menandakan bahwa telah terjadi gempa dahsyat yang menghancurkan seluruh yang ada di permukaan bumi, termasuk manusia yang berdiam di atasnya. Pada firman Allah yang lain diterangkan:
وَيَوْم َ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْاَرْضَ بَارِزَةًۙ وَّحَشَرْنٰهُم ْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ اَحَدًاۚ ٤٧
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. (al-Kahf/18: 47)
Wāhiyah وَاهِيةٌ (al-Ḥāqqah/69: 16)
Wāhiyah artinya lemah, rapuh. Kata ini berasal dari fi‘il wahā-yahwī-wahyan yang artinya lemah. Al-Wāhiy adalah bentuk isim fā‘il artinya yang lemah, dan bentuknya dalam mu’annaṡ adalah wāhiyah. Pada Surah al-Ḥāqqah/69: 13-18 ini, Allah menerangkan peristiwa hari Kiamat, yaitu antara lain digambarkan bahwa setelah ditiup sangkakala yang pertama, gunung-gunung menjadi beterbangan dan saling berbenturan, langit pun terbelah karena telah menjadi rapuh dan lemah. Semua manusia dihadapkan kepada Allah untuk diadili dan dihisab amal baik dan amal buruk mereka, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi.

