وَّلَا طَعَامٌ اِلَّا مِنْ غِسْلِيْنٍۙ
Wa lā ṭa‘āmun illā min gislīn(in).
Tidak ada makanan (baginya), kecuali dari darah dan nanah.
Dan tidak ada pula baginya makanan sedikit pun kecuali berupa gislin yaitu makanan yang terbuat dari darah penghuni neraka dan juga nanah.
Dalam ayat ini diterangkan keadaan orang musyrik di dalam neraka:
1. Mereka tidak mempunyai seorang pun teman atau penolong. Sebagaimana diketahui bahwa manusia itu adalah makhluk sosial. Hidup manusia yang berbahagia adalah jika mereka dapat memenuhi kepentingan pribadinya dan kepentingan hidup dalam pergaulan bermasyarakat. Jika di dunia dalam keadaan biasa, manusia merasa tersiksa hidup sendirian, tentu di akhirat akan lebih tersiksa lagi.
2. Makanan mereka adalah darah dan nanah, suatu makanan yang tidak termakan oleh orang ketika hidup di dunia.
1. Ṣallūhu صَلُّوْهُ (al-Ḥāqqah/69: 31)
Ṣallūhu adalah bentuk fi‘il amr (kata perintah) yang artinya: masukkan, pangganglah! Berasal dari fi’il ṣalā-yaṣlā-ṣalyan artinya: memanggang, memasukkan ke dalam api. Ayat 31 yang sangat pendek ini: ṡummal-jaḥīma ṣallūhu (kemudian masukkan dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala) merupakan rangkaian kisah orang kafir di akhirat nanti. Setelah diberi kitab catatan amal perbuatannya dari sebelah kiri, orang kafir merasa sangat kecewa sampai berpikir lebih baik tidak menerimanya, karena isinya memang jelek sekali seperti kejelekan dan keburukan perbuatan mereka di dunia. Tetapi demikianlah kekufuran dan kejahatan perbuatan mereka di dunia dan kini catatan perbuatan buruk itu ternyata juga begitu, dia menyesal sekali, tetapi sudah tidak ada gunanya. Maka Allah memerintahkan kepada malaikat untuk membelenggu leher orang kafir ini dengan rantai besi yang panjang, kemudian memasukkannya ke dalam api yang menyala-nyala yaitu neraka Jahim.
2. Gislīn غِسْلِيْنٌ (al-Ḥāqqah/69: 36)
Gislīn artinya adalah cairan yang mengalir dari daging atau tubuh manusia berupa darah dan nanah. Fi‘il (kata kerja) gasala-yagsilu-gaslan artinya mencuci atau membasuh. Adapun igtasala-yagtasilu-igtisāla n artinya mandi. Al-Gasīl atau al-gasīlah artinya yang dicuci atau yang dibasuh. Pada ayat 36 Surah al-Ḥāqqah/69 ini, Allah menjelaskan keadaan orang kafir setelah dihisab. Karena ketika di dunia, selain tidak beriman kepada Allah, mereka juga tidak melakukan kebaikan yang diperintahkan Allah, termasuk memberi makan orang fakir dan miskin, maka di akhirat, mereka tidak mempunyai seorang teman pun, dan juga tidak mempunyai makanan sedikit pun, kecuali hanya darah dan nanah saja.

