قُطُوْفُهَا دَانِيَةٌ
Quṭūfuhā dāniyah(tun).
yang buah-buahannya dekat.
Di antara fasilitasnya adalah buah-buahannya dekat sehingga mudah untuk memetiknya.
Ayat ini menerangkan keadaan tempat yang disediakan bagi orang-orang yang beriman di akhirat nanti, yakni suatu tempat yang indah, dan nyaman dengan kebun-kebun dan taman-taman yang menyenangkan hati orang yang memandangnya, dan pohon-pohon yang berbuah rendah, mudah dipetik oleh siapa saja yang menghendakinya, baik sambil berdiri, sambil duduk maupun sambil berbaring.
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
مُّتَّكِ ـِٕيْنَ فِيْهَا عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ ۚ لَا يَرَوْنَ فِيْهَا شَمْسًا وَّلَا زَمْهَرِيْرًاۚ ١٣ وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلٰلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوْفُهَا تَذْلِيْلًا ١٤
Di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan. Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik (buah)nya. (al-Insān/76: 13-14)
1. Hā’umu هَاؤُمُ (al-Ḥāqqah/69: 19)
Hā’umu adalah kata seru yang artinya: hai, inilah, ambillah! Sebenarnya kata seru berarti ambillah adalah hā (ها). Adapun umu (ؤم) adalah zā'idah (tambahan) saja, sebagai pemanis yang memperindah ungkapan kalimat. Pada ayat 19 digambarkan keadaan orang-orang mukmin yang beramal saleh pada hari penghisaban atau perhitungan segala amal di dunia ketika menerima kitab amal perhitungan mereka dari sebelah kanan yang menunjukkan mereka adalah orang-orang baik. Maka dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan, setelah menerima kitab catatan amal, mereka langsung berkata, “Ini dia kitab catatan amalku, ambillah dan lihatlah, bacalah kitab catatan amalku ini, aku sungguh sangat gembira dan bahagia, karena catatan amal perbuatanku di dunia baik-baik semua.”
2. Mulāqin مُلاَقٍ (al-Ḥāqqah/69: 20)
Mulāqin adalah bentuk isim fā‘il, berasal dari fi‘il lāqā-yulāqī-liqā'an wa mulāqātan yang artinya bertemu, menemui. Isim fā‘il itu mulanya adalah al-mulāqī (الملاقى), ada ya naqiṣ pada akhirnya, tetapi dalam keadaan nakirah huruf naqiṣ itu dibuang. Ungkapan inni mulāqin ḥisābiyah artinya: sungguh aku akan menemui atau menerima hisab atau perhitungan amal perbuatanku. Ayat 20 ini menggambarkan keadaan orang mukmin yang beramal saleh dan menghindari amal buruk, dengan riang gembira berkata, “Sejak dahulu, ketika di dunia aku telah yakin, pasti akan menemui hari hisab ini, dan aku akan menerima hisab perhitungan amalku di dunia dengan tepat dan benar, sesuai dengan apa yang kita kerjakan di dunia. Ternyata keyakinan itu semua benar-benar terjadi, aku bahagia sekali.”

