v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 2 - Surat Al-Fātiḥah (Pembuka)
الفاتحة
Ayat 2 / 7 •  Surat 1 / 114 •  Halaman 1 •  Quarter Hizb 0 •  Juz 1 •  Manzil 1 • Makkiyah

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn(a).

Segala puji bagi Allah, Tuhan1) semesta alam

Makna Surat Al-Fatihah Ayat 2
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Segala puji kita persembahkan hanya untuk Allah semata, Tuhan Pencipta dan Pemelihara seluruh alam, yaitu semua jenis makhluk.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat di atas, Allah memulai firman-Nya dengan menyebut “Basmalah” untuk mengajarkan kepada hamba-Nya agar memulai suatu perbuatan yang baik dengan menyebut basmalah, sebagai pernyataan bahwa dia mengerjakan perbuatan itu karena Allah dan kepada-Nyalah dia memohonkan pertolongan dan berkah. Maka, pada ayat ini Allah mengajarkan kepada hamba-Nya agar selalu memuji-Nya.

Al-ḥamdu artinya pujian, karena kebaikan yang diberikan oleh yang dipuji, atau karena suatu sifat keutamaan yang dimilikinya. Semua nikmat yang telah dirasakan dan didapat di alam ini dari Allah, sebab Dialah yang menjadi sumber bagi semua nikmat. Hanya Allah yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan. Karena itu Allah sajalah yang berhak dipuji. Orang yang menyebut al-ḥamdu lillāh bukan hanya mengakui bahwa puji itu untuk Allah semata, melainkan dengan ucapannya itu dia memuji Allah.

Rabb artinya pemilik, pengelola dan pemelihara. Di dalamnya terkandung arti mendidik, yaitu menyampaikan sesuatu kepada keadaan yang sempurna dengan berangsur-angsur.

‘Ālam n artinya seluruh alam, yakni semua jenis makhluk. Alam itu berjenis-jenis, yaitu alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang, alam manusia, alam benda, alam makhluk halus, umpamanya malaikat, jin, dan alam yang lain. Ada mufasir mengkhususkan ‘ālamīn pada ayat ini kepada makhluk-makhluk Allah yang berakal yaitu manusia, malaikat dan jin. Tetapi ini mempersempit arti kata yang sebenarnya amat luas.

Dengan demikian, Allah itu Pendidik seluruh alam, tak ada sesuatu pun dari makhluk Allah yang terlepas dari didikan-Nya. Tuhan mendidik makhluk-Nya de-ngan seluas arti kata itu. Sebagai pendidik, Dia menumbuhkan, menjaga, mem-berikan daya (tenaga) dan senjata kepada makhluk itu, guna kesempurnaan hidupnya masing-masing.

Siapa yang memperhatikan perjalanan bintang-bintang, menyelidiki kehi-dupan tumbuh-tumbuhan dan binatang di laut dan di darat, mempelajari per-tumbuhan manusia sejak dari rahim ibunya sampai ke masa kanak-kanak, lalu menjadi manusia yang sempurna, tahulah dia bahwa tidak ada sesuatu juga dari makhluk Allah yang terlepas dari penjagaan, pemeliharaan, asuhan dan inayah-Nya.

Isi Kandungan Kosakata

1. Rabb رَبّ (al-Fātiḥah/1: 2)

Kata rabb secara etimologi berarti, “pemelihara”, “pendidik”, “pengasuh”, “pengatur”, dan “yang menumbuhkan”. Kata rabb biasa dipakai sebagai salah satu nama Tuhan, karena Tuhanlah yang secara hakiki sebagai pemelihara, pendidik, pengasuh, pengatur dan yang menumbuhkan makhluknya. Oleh sebab itu, kata rabb biasa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata “Tuhan”. Kata rabb di dalam Al-Qur’an disebut 151 kali.

2. Ar-Raḥmān, ar-Raḥīm اَلرَّحْمٰن اَلرَّحِيْم (al-Fātiḥah/1: 3)

Kata ar-raḥmān terambil dari ar-raḥmah yang berarti belas kasihan, yaitu suatu sifat yang menimbulkan perbuatan memberi nikmat dan karunia. Jadi, kata ar-raḥmān berarti “Yang berbuat (memberi) nikmat dan karunia yang banyak”. Kata ar-raḥmān disebutkan dalam Al-Qur’an 57 kali di berbagai surah, termasuk pada Basmalah di awal surah al-Fātiḥah tapi tidak termasuk pada Basmalah di awal setiap surah selain al-Fātiḥah. Kata ar-raḥmān terdapat pada surah al-Fātiḥah, al-Baqarah, ar-Ra‘ad, al-Isrā’, Maryam, Ṭāhā, al-Anbiyā’, al-Furqān, asy-Syu‘arā’, an-Naml, Yāsīn, Fuṣṣilat, az-Zukhruf, Qāf, ar-Raḥmān, al-Ḥasyr, al-Mulk, dan an-Naba’.

Kata ar-raḥīm juga diambil dari kata ar-raḥmah. Arti ar-raḥīm ialah: “Yang mempunyai sifat belas kasihan dan sifat itu tetap padanya selama-lamanya”. Kata ar-raḥīm disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 95 kali termasuk dalam Basmalah di awal surah al-Fātiḥah tapi tidak termasuk pada Basmalah di awal setiap surah selain al-Fātiḥah. Kata Ar-raḥīm tersebut terdapat pada surah al-Fātiḥah, al-Baqarah, Āli ‘Imrān, an-Nisā’, al-Mā’idah, al-An‘ām, al-A‘rāf, al-Anfāl, at-Taubah, Yūnus, Hūd, Yūsuf, Ibrāhīm, al-Ḥijr, an-Naḥl, al-Ḥajj, an-Nūr, asy-Syu‘arā’, an-Naml, al-Qaṣaṣ, ar-Rūm, as-Sajdah, Saba’, Yāsīn, az-Zumar, Fuṣṣilat, asy-Syūrā, ad-Dukhān, al-Aḥqāf, al-Ḥujurāt, aṭ-Ṭūr, al-Ḥadīd, al-Mujādilah, al-Ḥasyr, al-Mumtaḥanah, at-Tagābun, at-Taḥrīm, dan al-Muzzammil.

Ar-raḥmān dan ar-raḥīm maksudnya bahwa Tuhan telah memberi nikmat yang banyak dengan murah dan telah melimpahkan karunia yang tidak terhingga, karena Dia bersifat belas kasihan kepada makhluk-Nya. Karena sifat belas kasihan itu merupakan sifat yang tetap pada-Nya, maka nikmat dan karunia Allah tidak ada putus-putusnya.