وَّاللّٰهُ مِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ مُّحِيْطٌۚ
Wallāhu miw warā'ihim muḥīṭ(un).
padahal Allah mengepung dari belakang mereka.
Mereka mendustakanmu seakan mereka tidak takut pada azab dan murka Allah, padahal Allah mengepung dari belakang mereka sehingga mereka tidak akan bisa lolos. Dia mengetahui apa saja yang mereka perbuat. Tidak ada tempat lari bagi mereka dari siksa Allah. Karena itu, janganlah engkau bersedih atas kekafiran mereka.
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa mereka tidak akan lepas dari kekuasaan-Nya, dan tidak akan dapat lari dari jangkauan-Nya.
Lauḥ al-Maḥfūẓ لَوْح مَحْفُوْظ (al-Burūj/85: 22)
Lauḥ artinya papan. Maḥfūẓ artinya yang terjaga. Ayat ini menjelaskan bahwa Al-Qur’an sebelum diturunkan kepada Nabi Muhammad sudah berada dalam “Lauḥ Maḥfūẓ”. Pada Lauḥ Maḥfūẓ tertulis semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi di alam semesta ini. Lauḥ Maḥfūẓ juga disebut dengan Ummul Kitāb (ar-Ra‘d/13:39) atau induk dari kitab yang menjadi rahasia Allah di alam semesta ini. Hakikat dari Lauḥ Maḥfūẓ tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, karena merupakan hal yang gaib yang hanya Allah saja yang mengetahuinya.
Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu, Allah menerangkan tentang azab-Nya yang berat bagi orang-orang kafir. Juga dijelaskan tentang kekuasaan Allah yang sempurna untuk mengukuhkan janji dan azab-Nya. Pada ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan tentang perbuatan orang-orang kafir kepada Nabi dan pengikutnya. Seolah-olah dengan peristiwa-peristiwa itu, Allah menyuruh nabi-Nya supaya tetap berlaku sabar dan tenteram. Allah juga mengatakan bahwa kaumnya yang kafir itu pasti akan mengalami dan menemui siksaan yang sama seperti yang ditimpakan kepada kaum Fir‘aun dan Samud.

