v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 95 - Surat Al-Baqarah (Sapi)
البقرة
Ayat 95 / 286 •  Surat 2 / 114 •  Halaman 15 •  Quarter Hizb 2.25 •  Juz 1 •  Manzil 1 • Madaniyah

وَلَنْ يَّتَمَنَّوْهُ اَبَدًاۢ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢ بِالظّٰلِمِيْنَ

Wa lay yatamannauhu abadam bima qaddamat aidīhim, wallāhu ‘alīmum biẓ-ẓālimīn(a).

Akan tetapi, mereka tidak akan menginginkan kematian itu sama sekali karena (dosa-dosa) yang telah dilakukan oleh tangan-tangan mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.

Makna Surat Al-Baqarah Ayat 95
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Tetapi, mendapat tantangan seperti itu, ternyata tidak seorang pun bersedia cepat mati. Mereka sekali-kali tidak akan mengingin kan kematian itu sama sekali, bahkan mereka ingin hidup di dunia selamalamanya walau dalam bentuk kehidupan yang sederhana. Keinginan ini karena disebabkan oleh dosa-dosa yang telah dilakukan tangan mereka sendiri berupa kezaliman dan kemaksiatan. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah menjelaskan bahwa mereka sekali-kali tidak akan menginginkan kematian, karena mereka telah mengetahui kesalahan dan dosa yang telah mereka lakukan sendiri, dan mengetahui pula bahwa semestinya mereka akan mendapat hukuman berat karena dosa-dosa itu, seperti mengubah dan memalsukan Kitab Taurat, dan mengingkari kerasulan Nabi Muhammad saw, padahal dalam Kitab Taurat disebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad saw.

Allah mengetahui bahwa mereka itu zalim. Maksudnya Allah Maha Mengetahui bahwa mereka tidak melaksanakan hukum yang semestinya dilakukan, dan tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya, seperti dugaan mereka bahwa negeri akhirat itu disediakan khusus untuk mereka, tidak untuk yang lain.

Isi Kandungan Kosakata

Mīṡāqakum مِيْثَاقَكُمْ (al-Baqarah/2: 93)

Kata mīṡāqakum dapat diartikan “ikrarmu”, “janjimu”, atau “perjanjian yang kamu buat”. Terambil dari kata wiṡaq atau waṡaq yaitu ikatan, atau nama dari sesuatu yang bisa mengikat yang lain. Oleh karena itu, mīṡāq diperuntukkan bagi janji yang dikukuhkan dengan sumpah. Orang Israil pengikut-pengikut Nabi Musa diberi peringatan mengenai ikrar (janji yang sungguh-sungguh dan khidmat) di kaki Gunung Sinai (Ṭūr Sinīn) yang menjulang tinggi di atas kepala sebagai saksi atas ikrar itu. Tetapi tidak lama kemudian perjanjian khidmat itu mereka langgar. Mereka sudah mendengar, tetapi tidak akan menaati. Padahal seharusnya mereka berkata, “Kami dengar, dan kami taat.” (al-Baqarah/2:285).