v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 60 - Surat Al-Baqarah (Sapi)
البقرة
Ayat 60 / 286 •  Surat 2 / 114 •  Halaman 9 •  Quarter Hizb 1.75 •  Juz 1 •  Manzil 1 • Madaniyah

۞ وَاِذِ اسْتَسْقٰى مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۗ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۗ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا مِنْ رِّزْقِ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ

Wa iżistasqā mūsā liqaumihī faqulnaḍrib bi‘aṣākal-ḥajar(a), fanfajarat minhuṡnatā ‘asyrata ‘ainā(n), qad ‘alima kullu unāsim masyrabahum, kulū wasyrabū mir rizqillāhi wa lā ta‘ṡau fil-arḍi mufsidīn(a).

(Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.

Makna Surat Al-Baqarah Ayat 60
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Pada ayat-ayat sebelumnya dijelaskan tentang beragam anugerah yang dilimpahkan kepada Bani Israil. Selanjutnya pada ayat ini diingatkan pula tentang nikmat lain yang merupakan mukjizat Nabi Musa, yaitu ketersediaan air yang sangat diperlukan semua makhluk hidup. Dan sejalan dengan hal ini, ingatlah kamu sekalian ketika Musa memohon air untuk kaumnya pada saat mereka sedang kehausan di gurun Sinai, lalu Kami berfirman kepadanya, “Pukullah batu yang ada di hadapanmu itu dengan tongkatmu yang merupakan mukjizatmu!” Maka seketika itu memancarlah daripadanya, yaitu dari batu yang dipukul itu, dua belas mata air, sesuai dengan jumlah suku yang ada pada Bani Israil, yang merupakan keturunan dari dua belas anak Nabi Yakub. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing, seperti yang disebutkan dalam Surah al-Araf /7 : 160, yaitu bahwa setiap suku dari 12 suku dari Bani Israil mengetahui mata air mana yang menjadi bagian mereka. Karena itu, wahai Bani Israil, makan-lah dari anugerah Allah yang berupa al-mann dan as-salwa, dan minumlah air yang memancar dari batu sebagai rezeki yang diberikan Allah kepada kamu semua, dan janganlah kamu berkeliaran di bumi dengan tanpa tujuan yang jelas, apalagi dengan berbuat kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian dan hal-hal negatif bagi makhluk lainnya.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada permulaan ayat ini, Allah swt mengisahkan bagaimana Nabi Musa a.s. berdoa kepada Allah untuk mendapatkan air minum bagi para pengikutnya yang terdiri dari dua belas suku. Allah mengabulkan doa tersebut, lalu memerintahkan Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke sebuah batu besar yang ada di padang pasir itu. Tiba-tiba memancarlah air dari batu itu sebanyak dua belas sumber, sehingga masing-masing suku dari kaum Nabi Musa itu mendapatkan air minum secukupnya. Kejadian ini merupakan mukjizat bagi Musa untuk membuktikan kerasulannya, dan untuk menunjukkan kekuasaan Allah.

Sesungguhnya Allah kuasa memancarkan air dari batu, tanpa dipukul dengan tongkat lebih dahulu, tetapi Allah hendak memperlihatkan kepada hamba-Nya hubungan sebab dengan akibat. Apabila mereka menginginkan sesuatu harus berusaha dan bekerja untuk mendapatkannya sesuai proses hubungan antara sebab dan akibat. Allah telah menyediakan rezeki untuk setiap makhluk-Nya yang hidup di bumi ini, tetapi rezeki itu tidak datang sendiri, melainkan harus diusahakan, dan harus ditempuh cara-caranya. Siapa yang malas berusaha tentu tidak akan mendapatkan rezeki yang diperlukan.

Di samping itu Allah telah menciptakan manusia mempunyai pikiran dan perasaan yang terbatas, sehingga dia hanya dapat memahami yang berada dalam daerah jangkauan indera, pikiran, dan perasaannya. Apabila dia melihat adanya sesuatu yang berada di luar kemampuannya, dia berusaha untuk mengembalikan persoalannya kepada yang telah diketahuinya. Bila dia tidak dapat memahaminya sama sekali, dia menjadi bingung, apalagi hal itu terjadi di hadapannya berulang kali. Maka Allah memperlihatkan mukjizat melalui para nabi sesuai dengan keadaan umat pada masa nabi itu. Allah menyuruh mereka makan dan minum dari rezeki yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan mereka dilarang untuk berbuat kezaliman.

Isi Kandungan Kosakata

Infajarat اِنْفَجَرَتْ (al-Baqarah/2: 60)

Kata infajarat berasal dari kata al-fajru, artinya terbelahnya sesuatu dengan sangat luas seperti orang yang membelah bendungan di sungai. Fajartuhu-fanfajara, berarti “saya pecahkan, maka terpecahlah”. Firman Allah pada ayat ini, fanfajarat dan seterusnya, berarti memancarlah. Waktu subuh dikatakan sebagai fajar karena waktu subuh yang terang memecah kegelapan malam. Yang dimaksud dengan kata ini sesuai dengan konteks ayat ini adalah memancarnya air. Memancarnya air yang diungkap dalam ayat ini menunjukkan suatu mukjizat yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Musa. Mukjizat itu dapat ditujukan kepada Nabi Musa sebab dari memancarnya air karena pukulan tongkat yang menunjukkan luar biasanya tongkat itu, dan dapat pula diungkapkan bahwa kehadiran air yang di luar kebiasaan, yaitu tidak turun dari langit, tetapi memancar dari sesuatu yang selama ini tidak pernah menjadi sumber air, yakni batu. Namun demikian, ada juga yang berpendapat bahwa memancarnya air dari batu bukan sebagai mukjizat. Hal yang demikian karena sering kali kita juga melihat keluarnya air dari sebuah batu. Sebenarnya air itu bukan berasal dari batu, tetapi dari mata air yang sebenarnya tertutup oleh batu tersebut. Ketika tanah digali, dan batu dipecahkan dengan tongkat, maka air pun memancar. Pendapat ini merupakan upaya untuk merasionalkan pemahaman ayat, hanya saja hal ini mengurangi fungsi tongkat Nabi Musa a.s., yang secara tegas dinyatakan sebagai mukjizat Ilahi (lihat Ṭāhā/20:17-20).