v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 71 - Surat Al-Baqarah (Sapi)
البقرة
Ayat 71 / 286 •  Surat 2 / 114 •  Halaman 11 •  Quarter Hizb 1.75 •  Juz 1 •  Manzil 1 • Madaniyah

قَالَ اِنَّهٗ يَقُوْلُ اِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا ذَلُوْلٌ تُثِيْرُ الْاَرْضَ وَلَا تَسْقِى الْحَرْثَۚ مُسَلَّمَةٌ لَّاشِيَةَ فِيْهَا ۗ قَالُوا الْـٰٔنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ فَذَبَحُوْهَا وَمَا كَادُوْا يَفْعَلُوْنَ ࣖ

Qāla innahū yaqūlu innahā baqaratul lā żalūlun tuṡīrul-arḍa wa lā tasqil-ḥarṡ(a), musallamatul lā syiyata fīhā, qālul-'āna ji'ta bil-ḥaqqi fażabaḥūhā wa mā kādū yaf‘alūn(a).

Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman bahwa (sapi) itu adalah sapi yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak (pula) untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang.” Mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan (hal) yang sebenarnya.” Lalu, mereka menyembelihnya, dan hampir saja mereka tidak melaksanakan (perintah) itu.

Makna Surat Al-Baqarah Ayat 71
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Karena permintaan-permintaan itu, kemudian Nabi Musa memohon kepada Allah agar diberi keterangan lanjutan. Dan dia, Musa, kemudian menjawab, “Dia berfirman dan menerangkan bahwa sapi itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula pernah dipergunakan mengangkut air untuk mengairi tanaman, badannya sehat tidak berpenyakit, dan tanpa belang.” Sesudah itu, kemudian mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan hal yang sebenarnya tentang sapi itu.” Lalu mereka menyembelihnya setelah menemukan sapi dengan ciri-ciri yang dijelaskan, dan nyaris mereka tidak dapat melaksanakan perintah itu karena sulitnya menemukan sapi dengan segala ciri yang mereka tanyakan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Seekor sapi yang diperintahkan untuk disembelih itu ialah seekor sapi yang belum pernah dipergunakan untuk membajak dan mengangkut air, sehat, dan tidak cacat sedikit pun. Setelah mendapat keterangan ini, mereka menyatakan sekarang barulah jelas buat mereka. Akhirnya mereka pun mendapatkannya dan kemudian mereka menyembelihnya. Hampir-hampir mereka tidak sanggup mengerjakannya, karena terlalu sukar untuk mendapatkan sapi yang dimaksud.

Dalam suatu hadis disebutkan, “Kalau sekiranya mereka langsung menyembelih saja seekor sapi betina pada waktu mereka menerima perintah, cukuplah sudah. Tetapi mereka mengajukan pertanyaan yang memberatkan mereka sendiri, maka Allah pun memberatkannya.” (Riwayat Ibnu Jarīr dari Ibnu ‘Abbās)

Permintaan Nabi Musa atas perintah Allah kepada kaumnya itu (ayat 67) sederhana sekali: “Sembelihlah seekor sapi betina”. Selesai, tanpa harus banyak bertanya. Tetapi mereka sudah biasa cerewet dan mengajukan pertanyaan macam-macam sekitar sapi itu—yang maksudnya hendak mengejek—padahal soalnya sudah jelas. Karena mereka keras kepala, maka akibatnya menyulitkan mereka sendiri, seperti dilukiskan dalam ayat 71 dan dipertegas dalam hadis di atas. Cara-cara bertanya demikian itu kemudian menjadi ungkapan dalam bahasa Arab, ditujukan kepada mereka yang cerewet dengan pertanyaan yang dicari-cari: Mā hiya wa mā lawnuhā, (Yang bagaimana dan apa warnanya?).

Ayat-ayat di atas (67-71) merupakan satu kesatuan. Peristiwanya erat hubungannya dengan ayat 72 di bawah. Menurut tradisi Yahudi dalam syariat Musa a.s., apabila terjadi suatu pembunuhan yang tidak diketahui siapa pembunuhnya, maka para sesepuh dan hakim harus keluar mengukur jarak ke kota-kota sekeliling orang yang terbunuh; mereka harus mengambil seekor lembu betina muda yang belum pernah dipakai membajak; mereka harus mematahkan leher lembu itu di suatu lembah; semua sesepuh dari kota terdekat harus membasuh tangannya ke atas lembu muda yang lehernya sudah dipatahkan di lembah itu, dan mereka harus menyatakan, bahwa tangan mereka tidak mencurahkan darah dan mata mereka tidak melihatnya; maka diadakan perdamaian dan mereka mengimbaunya untuk tidak menimpakan darah kepada orang yang tidak bersalah (Kitab Ulangan xxi. 1-9).

Isi Kandungan Kosakata

Baqarah بَقَرَةٌ (al-Baqarah/2: 67)

Baqarah artinya sapi. Pendapat yang masyhur mengatakan maksudnya ialah sapi betina, karena adanya ta’ marbūṭah, tetapi pendapat lain mengatakan ta’ marbūṭah di sini berarti seekor sapi. Surah kedua dalam Al-Qur’an ini disebut al-Baqarah karena adanya kisah penyembelihan sapi betina pada ayat-ayat ini. Ketika Bani Israil ditinggalkan Nabi Musa ke Bukit Sinai untuk menerima petunjuk Allah, mereka membuat patung anak sapi dari emas lalu disembah oleh mereka. Ketika ada perkara pembunuhan yang tidak diketahui siapa pembunuhnya, Nabi Musa menyuruh untuk menyembelih seekor sapi, kemudian lidah sapi itu dipukulkan kepada tubuh orang yang terbunuh. Seketika itu, orang tersebut hidup kembali dan menyebutkan siapa pembunuhnya lalu mati kembali. Mengapa sapi yang terpilih untuk dijadikan sarana menghidupkan kembali korban pembunuhan, maksudnya agar mereka juga mengingat kesalahan mereka pada masa lalu, yaitu bahwa sapi yang mereka buat dari emas adalah sesuatu yang tidak pantas mereka sembah. Penyembelihan sapi yang diperintahkan oleh Allah pada ayat ini selain untuk mengungkap sang pembunuh juga dalam rangka mengkritik penyembahan mereka terhadap sapi.