v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 27 - Surat Al-‘Ankabūt (Laba-Laba)
العنكبوت
Ayat 27 / 69 •  Surat 29 / 114 •  Halaman 399 •  Quarter Hizb 40.75 •  Juz 20 •  Manzil 5 • Makkiyah

وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتٰبَ وَاٰتَيْنٰهُ اَجْرَهٗ فِى الدُّنْيَا ۚوَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Wa wahabnā lahū isḥāqa wa ya‘qūba wa ja‘alnā fī żurriyyatihin nubuwwata wal-kitāba wa ātaināhu ajrahū fid-dun-yā, wa innahū fil-ākhirati laminaṣ-ṣāliḥīn(a).

Kami anugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya‘qub. Kami jadikan pada keturunannya kenabian dan kitab serta Kami berikan kepadanya balasan di dunia.571) Sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk orang-orang saleh.

Makna Surat Al-‘Ankabut Ayat 27
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan Kami anugerahkan kepada Nabi Ibrahim, seorang putra dari istrinya, Sarah, yang ikut berhijrah bersamanya, yang bernama Ishak, setelah menanti cukup lama. Dan dari putranya itu kami anugerahkan kepada keduanya seorang cucu, yaitu Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan kitab suci yang menghimpun wahyu-wahyu Allah kepada keturunannya, dan disamping itu Kami berikan juga kepadanya balasannya di dunia, atas segala kesabaran dan amal salehnya dengan memberikan anak cucu yang baik, kenabian yang terus-menerus pada keturunannya, dan pujian-pujian yang baik; dan sesungguhnya dia Nabi Ibrahim di akhirat, benar-benar termasuk orang yang saleh, sehingga pasti ganjaran dan kedudukan yang diperolehnya sangat istimewa.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini, Allah menceritakan beberapa nikmat yang telah dianu-gerahkan Allah kepada Ibrahim di dunia dan akhirat sebagai imbalan dari keikhlasan beliau dalam beramal. Nikmat karunia tersebut adalah antara lain:

a. Ibrahim dikaruniai putra bernama Ishak. Ishak kelak dikaruniai putra yang bernama Yakub. Keduanya diangkat menjadi nabi, firman Allah:

فَلَمَّا اعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۙوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ وَكُلًّا جَعَلْنَا نَبِيًّا ٤٩ (مريم)

Maka ketika dia (Ibrahim) sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak dan Yakub. Dan masing-masing Kami angkat menjadi nabi. (Maryam/19: 49)



Pada ayat lain diterangkan pula:

وَوَهَبْنَ ا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ نَافِلَةً ۗوَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِيْنَ ٧٢ (الانبياۤ)

Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Yakub, sebagai suatu anugerah. Dan masing-masing Kami jadikan orang yang saleh. (al-Anbiyā’/21: 72)



Ketinggian derajat Ibrahim, Ishak, dan Yakub pernah pula ditegas-kan oleh Rasulullah dalam sabdanya:

إِنَّ الْكَرِيْمَ ابْنَ الْكَرِيْمِ ابْنِ الْكَرِيْمِ ابْنِ الْكَرِيْمِ يُوْسُفُ بْنُ يَعْقُوْبَ بْنِ اِسْحَاقَ بْنِ اِبْرَاهِيْمَ. (رواه البخاري و مسلم عن أبي هريرة)

Sesungguhnya orang yang dikatakan mulia adalah anak dari orang mulia, anak dari orang yang mulia, anak dari orang yang mulia, yaitu Yusuf bin Yakub bin Ishak bin Ibrahim. (Riwayat al-Bukhārī dan Muslim dari Abū Hurairah)

b. Dari garis keturunan anak cucu Ibrahim, lahir orang-orang yang mendapat derajat nubuwwah (kenabian) dengan memperoleh wahyu. Dari anak beliau Ishak lahir Yakub, Yusuf, dan Isa dan dari Ismail lahir Nabi Muhammad.

c. Dianugerahkan kepada Ibrahim pahala di dunia. Para ahli tafsir menerangkan makna “pahala di dunia” di sini ialah keturunan yang banyak mengubah keyakinan pengikutnya dari bangsa yang sesat menjadi bangsa yang memperoleh hidayah. Dari kalangan keturunannya, banyak yang memperoleh derajat kenabian. Nama Ibrahim disebut dalam ucapan selamat ketika mengerjakan salat, dan namanya terkenal sebagai “bapak para nabi”, di mana sebelumnya dia seorang laki-laki yang tidak begitu banyak dikenal. Ini ditegaskan Allah dalam ayat yang berbunyi:

قَالُوْا مَنْ فَعَلَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَآ اِنَّهٗ لَمِنَ الظّٰلِمِيْنَ ٥٩ قَالُوْا سَمِعْنَا فَتًى يَّذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهٗٓ اِبْرٰهِيْمُ ۗ ٦٠ (الانبياۤء)

Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim.” Mereka (yang lain) berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim.” (al-Anbiyā’/21: 59-60)



Nabi Ibrahim adalah satu-satunya nabi yang memperoleh gelar “Khalīlullah” (kekasih Allah).

d. Pada hari Kiamat, Ibrahim dimasukkan dalam barisan orang-orang saleh. Maksudnya disempurnakan untuknya pahala kebaikan dan ketakwaan. Juga disempurnakan pahalanya dengan memberikan bermacam-macam kelebihan. Lebih dari itu, ia memperoleh kemenangan dengan mencapai beberapa derajat yang tinggi di sisi Tuhan semesta alam.

Ringkasnya Allah telah menganugerahkan kepada Ibrahim berbagai macam kebahagiaan dunia dan akhirat.

Isi Kandungan Kosakata

1. Muhājir مُهَاجِرٌ (al-’Ankabūt/29: 26)

Kata muhājir terbentuk dari kata hājara-yuhājiru-muhājarah . Kata dasarnya adalah hajara-yahjuru-hijratan yang berarti memutus, lawan dari waṣala (menyambung). Nabi saw pernah bersabda, “Lā hijrata ba’da ṡalāṡīn,’ yang berarti ‘tidak boleh mendiamkan seseorang setelah tiga hari’. Dari kata ini diambil kata hijrah yang berarti meninggalkan satu negeri kepada negeri yang lain. Dari kata ini juga diambil kata Muhājirīn, yaitu nama kaum yang hijrah bersama Nabi. Mereka disebut Muhājirīn karena mereka meninggalkan kampung halaman, tempat tinggal, keluarga, dan harta benda, untuk menetap di negeri lain. Kata muhājir yang dimaksud di dalam ayat ini adalah hijrah. Nabi Ibrahim hijrah ke negeri yang diperintahkan oleh Tuhannya. Menurut beberapa riwayat dari sahabat, negeri dimaksud adalah Syam.

2. Ishāq اِسْحَاق (al-’Ankabūt/29: 27)

Dalam pembicaraan tentang Ibrahim dan Ismail, Ishak (Ishāq) juga disinggung sebagai anak Ibrahim yang kedua:

وَبَشَّرْنٰهُ بِاِسْحٰقَ نَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ ١١٢ وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَ ا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌ ࣖ ١١٣ (الصّٰۤفّٰت)

Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. (aṣ-Ṣaffāt/37: 112-113).

Allah memberi berita gembira kepada Ibrahim bahwa dia akan mendapat seorang anak laki-laki dan dijadikan nabi yang tergolong orang yang saleh, dan diberi berkah. Dia dan keturunannya ada yang melakukan perbuatan baik dan ada pula yang zalim. Meskipun di dalam Al-Qur’an nama Ishak terdapat dalam 12 surah dalam 17 tempat, tetapi kisahnya tidak sebanyak seperti yang dalam Perjanjian Lama.

Secara ringkas, dalam kitab kejadian disebutkan bahwa Ishak adalah putra Abraham yang kedua dari ibu Sarah (Sara), lahir ketika Abraham berumur 100 tahun (Kej. 21: 5). Ia lahir di Gerar (1896 SM), sebuah kota tua di Gaza (Palestina sekarang). Abraham (Ibrahim) dan keturunannya harus memegang perjanjian dengan Allah, “Lagi firman Allah kepada Abraham, ‘Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat. Maka dalam dagingmu-lah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal’.” (Kej. 17: 9-13).

Ismail di khitan ketika berumur 13 tahun, bersama-sama dengan ayahnya Abraham (Kej. 17: 25). Kemudian Ishak di khitan ketika berumur delapan hari, (Kej. . 21: 4), dan sejak itu, setiap anak laki-laki yang berumur delapan hari harus disunat. Ketika sudah berumur 40 tahun Ishak memperistri Ribka, anak Betuel, orang Aram dari Padan-Aram, dan saudara perempuan Laban. Ishak dan Ribka mendapat anak kembar, Esau dan Yakub. Esau pandai berburu, suka tinggal di padang, dan Yakub yang tenang, suka tinggal di kemah. Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub (Kej. 25: 20-28).

Istri Ibrahim, Sara (edisi Inggris, Sarah), yang melahirkan Ishak, berasal dari Padan-Aram (Kej. 25: 20). Istri-istri Ishak dan Yakub, Ribka (Inggris, Rebekah, edisi Arab, Rifqah), Rahel, dan Lea (Leah) juga berasal dari Padan-Aram (Kej. 28: 2, 5, 6, 7; 31: 18; 33: 18). Anak-anak lelaki Yakub juga dilahirkan di Padan-Aram (Kej. 25: 26).

Padan-Aram berarti tanah datar Aram. Dalam beberapa bagian disederhanakan menjadi Padan saja. Di mana letak Padan-Aram itu? Padan-Aram tidak lain adalah Suria-Irak, yang dalam bahasa Yunani disebut Mesopotamia (24: 10). Orang-orang Ibrani menamakannya Aram-naharaim, “Aram dari dua sungai,” yakni Furat dan Tigris (Dijlah). Jadi mungkinkah hanya dengan begitu Ishak, Yakub, dan anak-anak mereka masih berdarah campuran Arab, yang sama-sama dari ras Semit? Kalau begitu, apa dasar orang-orang Yahudi mengklaim bahwa Ibrahim adalah the founder of Hebrew nation, pendiri bangsa Ibrani (Yahudi).

Memang tidak mudah dilacak untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang pasti. Asal mula nama Israil dalam Perjanjian Lama disebutkan “Setelah Yakub datang dari Padan-Aram, maka Allah menampakkan diri pula kepadanya dan memberkati dia. Firman Allah kepadanya, ‘Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel,. Itulah yang akan menjadi namamu.’ Maka Allah menamai dia Israel.” (Kej. 35: 9-19). Dari Yakub, yang kemudian bernama Israil, inilah kemudian menjadi nenek moyang orang-orang Israil (Israel). (Kej. 32: 28).

Di dalam Al-Qur’an (al-Baqarah/2: 140) ada teguran halus melalui Rasulullah dengan nada tanya, adakah kaum Yahudi dan Nasrani itu mengklaim bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan keturunan mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani:

اَمْ تَقُوْلُوْنَ اِنَّ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطَ كَانُوْا هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى ۗ قُلْ ءَاَنْتُمْ اَعْلَمُ اَمِ اللّٰهُ ۗ وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهٗ مِنَ اللّٰهِ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ ١٤٠ (البقرة)

Ataukah kamu (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya adalah penganut Yahudi atau Nasrani? Katakanlah, “Kamukah yang lebih tahu atau Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah yang ada padanya?” Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. (al-Baqarah/2: 140).

Ajaran Yahudi itu datang jauh beberapa abad setelah Ibrahim, bahkan jauh sesudah Musa. Sedangkan konsep Kristen dan kaum Kristiani di masa Yesus tidak dikenal dan baru ada dalam perkembangannya yang kemudian. Di bagian lain dalam Al-Qur’an sudah juga disebutkan bahwa Ibrahim bukan orang Yahudi dan bukan orang Nasrani, melainkan ia seorang ḥanīf yang sudah berserah diri kepada Allah:

مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْن َ ٦٧ (اٰل عمران)

Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik. (Āli ‘Imrān /3: 67)

Beberapa bagian mengenai Ishak dapat kita lihat dalam kosakata tentang Ibrahim dan Ismail. Begitu juga mengenai siapa yang disembelih (untuk kurban), Ismail atau Ishak, dapat dibaca kembali pada kedua tulisan itu. Apa yang kita baca dalam Al-Qur’an, Surah aṣ-Ṣaffāt/37: 103-107, jelas sangat bertolak belakang dengan yang terdapat dalam Perjanjian Lama (Kej. 22) atau dalam Perjanjian Baru (Ibrani 11: 17 dan Yakobus 2: 21).

Yakub mengunjungi ayahnya Ishak di Memre, dekat Kiryat-Arba (Hebron), tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing. Waktu itu umur Ishak sudah 180 tahun. Ia meninggal dan dikumpulkan kepada leluhurnya. Ia dikuburkan oleh anak-anaknya, Esau dan Yakub.

Secara tradisi Ibrahim dan Sarah dikuburkan di Makhpelah di Hebron (Palestina)—kota yang dalam bahasa Arab disebut al-Khalil, yang juga adalah gelar Ibrahim ‘alaihissalām—, begitu juga Ishak bersama istrinya Ripka, Yakub, Leah dan beberapa lagi yang lain—kecuali Ismail bersama istri, anak-anak, dan ibunya, Hajar, dimakamkan jauh di Mekah di Semenanjung Arab. (Lihat juga Kosakata “Ibrahim” dan “ Ismail” dalam tafsir ini).