v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 54 - Surat Al-‘Ankabūt (Laba-Laba)
العنكبوت
Ayat 54 / 69 •  Surat 29 / 114 •  Halaman 403 •  Quarter Hizb 41 •  Juz 21 •  Manzil 5 • Makkiyah

يَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالْعَذَابِۗ وَاِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيْطَةٌ ۢبِالْكٰفِرِيْنَۙ

Yasta‘jilūnaka bil-‘ażāb(i), wa inna jahannama lamuḥīṭatum bil-kāfirīn(a).

Mereka minta agar engkau menyegerakan (turunnya) azab. Sesungguhnya (neraka) Jahanam benar-benar meliputi orang-orang kafir

Makna Surat Al-‘Ankabut Ayat 54
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Sekali lagi mereka meminta kepadamu wahai Nabi Muhammad, sebagai bentuk ejekan dan ketidakpercayaan mereka terhadap kera-sulanmu, agar segera diturunkan azab. Mereka lupa bahwa azab itu pasti akan datang. Seandainya tidak datang di dunia, azab itu akan menimpa mereka di akhirat dalam bentuk yang lebih besar. Itulah nereka jahanam. Dan sesungguhnya neraka Jahanam itu pasti meliputi orang-orang kafir. Jahanam akan datang dari segala arah sehingga mereka tidak mampu menghindar.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini diterangkan akibat-akibat yang akan dialami oleh orang-orang musyrik karena keingkaran dan kebodohan mereka. Mereka akan dimasukkan ke dalam neraka yang apinya membakar seluruh tubuh. Ayat ini merupakan peringatan keras bagi orang-orang kafir dengan menerangkan azab yang akan menimpa mereka di akhirat nanti. Ini dikarenakan tuntutan mereka agar disegerakan datangnya azab itu.

Isi Kandungan Kosakata

Bagtah بَغْتَة (al-’Ankabut/29: 53).

Kata bagtah dalam Al-Qur’an terulang tidak kurang dari 13 kali. Kata bagtah dalam setiap penggunaannya diletakkan sebagai maf’ūl mutlak, yang artinya “dengan tiba-tiba”. Banyak hal yang bisa terjadi atau datang secara tiba-tiba, misalnya kiamat, azab, ajal, dan lain-lain. Dalam hubungan ayat ini, kata bagtah disebut untuk menggambarkan bahwa azab yang diminta mereka agar disegerakan itu bisa datang secara tiba-tiba (terasa mendadak). Umumnya kejadian yang menimbulkan ketakutan dan kecemasan terjadi atau datang secara mendadak, karena kejadiannya bukan merupakan hasil kompromi antara Allah dengan makhluk-Nya (manusia), tetapi semata-mata hasil keputusan Allah sendiri, dan atas dasar kekuasaan-Nya.