وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِۚ وَمَا يَعْقِلُهَآ اِلَّا الْعٰلِمُوْنَ
Wa tilkal-amṡālu naḍribuhā lin-nās(i), wa mā ya‘qiluhā illal-‘ālimūn(a).
Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia. Namun, tidak ada yang memahaminya, kecuali orang-orang yang berilmu.
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat dan paparkan untuk manusia agar diambil manfaatnya dan dijadikan pelajaran; dan tidak ada yang akan memahaminya dengan baik dan sempurna kecuali mereka yang berilmu dan mendalam ilmu pengetahuannya tentang Allah, tanda-tanda kekuasaan-Nya dan segala ketetapan-Nya.
Demikianlah Allah mengumpamakan sesuatu perumpamaan bagi manusia. Hanya orang berakal yang dapat memikirkan perumpamaan tersebut. Allah sengaja mengambil laba-laba sebagai perumpamaan, karena itu barangkali yang mudah mereka pahami. Selain dari itu, juga dimaksudkan untuk menerangkan segala keraguan mereka selama ini. Orang yang selalu menggunakan hati dan pikirannya dan ahli-ahli ilmu pengetahuan pasti dapat memahami perumpamaan tersebut dan akan semakin banyak mengetahui rahasia-rahasia Allah yang terkandung dalam ayat-ayat-Nya. Diriwayatkan dari Jābir bahwa Rasulullah pernah berkata:
العَالِمُ مَنْ عَقَلَ عَنِ اللّٰهِ تَعَالَى وَعَمِلَ بِطَاعَتِهِ وَاجْتَنَبَ سُخْطَه (رواه الهيثمى)
“Orang yang berilmu itu ialah orang yang menjaga hal-hal yang dari Allah, dan beramal dalam rangka taat kepada-Nya serta menjauhi segala kemarahan-Nya.” (Riwayat al-Haiṡami)
Al-’Ankabūt الْعَنْكَبُوْت (al-’Ankabūt/29: 41)
Al-’Ankabūt adalah sejenis serangga berkaki delapan, berwarna abu-abu kehitam-hitaman atau coklat, dan biasa membuat sarang yang berbentuk jaring dari benang-benang halus yang keluar dari perutnya. Kata al-’ankabūt menunjuk pada serangga betina maupun jantan. Sarang yang dibuat bukan hanya dipakai sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai tempat menangkap mangsanya. Ayat ini menyerupakan kaum musyrikin yang menjadikan berhala-berhala sebagai pelindung dengan laba-laba yang menjadikan sarangnya yang begitu lemah sebagai pelindung. Rumah laba-laba dianggap sebagai rumah yang paling lemah sehingga tidak dapat melindunginya meskipun hanya dari sengatan matahari dan terpaan angin. Kata al-’ankabūt disebutkan hanya dua kali dalam Al-Qur’an, yaitu pada ayat ini.

