فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ
Fa ja‘alahū guṡā'an aḥwā.
lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman.
Rerumputan itu tumbuh, lalu setelah sekian lama dijadikan-Nya rerumputan itu kering dan berubah warna menjadi kehitam-hitaman. Begitulah siklus kehidupan di dunia: lahir, tumbuh, berkembang, matang, kemudian mati. Semua tunduk pada aturan Allah dan tidak ada yang mampu menghindari kehendak-Nya.
Allah menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan dan menyempurnakan penciptaan segala makhluk. Allah pula yang menentukan segala sesuatu menurut bentuk dan ukuran yang tepat dan seimbang. Di samping itu, Dia menetapkan ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum yang berlaku bagi tiap-tiap makhluk-Nya, sehingga dapat hidup berkembang biak, dan menjaga hidupnya masing-masing.
Allah-lah yang menumbuhkan rumput-rumputan yang hijau dan segar untuk makanan binatang dan ternak yang kemudian dijadikan-Nya kering dengan warna kehitam-hitaman. Allah-lah yang menumbuhkan rumput-rumputan dan mengubahnya menjadi kering, bukanlah patung-patung yang disembah oleh orang kafir itu.
Al-Yusrā اَلْيُسْرَى (al-A‘lā/87: 8)
Al-Yusrā menjadi sifat dari lafaz yang terbuang, asalnya “al-fi‘lah al-yusrā” yaitu jalan, keadaan yang mudah. Akar katanya adalah (yā’-sīn-rā’) yang artinya berkisar pada dua hal, pertama: terbukanya sesuatu dan enteng, ringan, mudah, gampang. Lawannya “al-‘usrā” artinya sukar. Kedua: kiri seperti anggota badan sebelah kiri. Ayat ini menggambarkan bahwa orang yang menginfakkan hartanya kepada orang lain, bertakwa atau menjauhkan diri dari hal hal yang terlarang, membenarkan akan adanya surga, atau janji Allah kepada orang yang berbuat baik dengan pahala, maka orang seperti ini akan dimudahkan oleh Allah melakukan hal-hal yang akhirnya mendapatkan rida dari Allah swt.

