v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 2 - Surat Al-A‘lā (Yang Maha Tinggi)
الاعلى
Ayat 2 / 19 •  Surat 87 / 114 •  Halaman 591 •  Quarter Hizb 60 •  Juz 30 •  Manzil 7 • Makkiyah

الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ

Allażī khalaqa fasawwā.

yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya),

Makna Surat Al-A‘la Ayat 2
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dialah Tuhan Yang menciptakan segala sesuatu dari tiada, lalu menyempurnakan penciptaan-Nya. Ciptaannya sepadan, teratur, padu, rapi, dan sempurna dari semua sisi.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan dan menyempurnakan penciptaan segala makhluk. Allah pula yang menentukan segala sesuatu menurut bentuk dan ukuran yang tepat dan seimbang. Di samping itu, Dia menetapkan ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum yang berlaku bagi tiap-tiap makhluk-Nya, sehingga dapat hidup berkembang biak, dan menjaga hidupnya masing-masing.

Allah-lah yang menumbuhkan rumput-rumputan yang hijau dan segar untuk makanan binatang dan ternak yang kemudian dijadikan-Nya kering dengan warna kehitam-hitaman. Allah-lah yang menumbuhkan rumput-rumputan dan mengubahnya menjadi kering, bukanlah patung-patung yang disembah oleh orang kafir itu.

Isi Kandungan Kosakata

1. Fasawwā فَسَوَّى (al-A‘lā/87: 2)

Kata yang terambil dari (sīn-wau-yā') mempunyai arti sempurna, lurus, tidak ada yang kurang atau bengkok, rata dan sebagainya. Jika dikatakan “istawā aṭ-ṭa‘ām” artinya makanan itu telah masak. Ungkapan “sawwā al-arḍ” artinya dia menjadikan tanah itu menjadi rata. Kata “sawwā” diartikan dengan adil, tidak berat sebelah. Dari pengertian ini maka kata “fasawwā” diartikan bahwa Allah telah menjadikan manusia itu sempurna, dalam arti anggota tubuhnya seperti kedua mata, kedua kaki, kedua matanya sama sebangun, begitu juga tampilan tubuhnya jika berdiri.

2. Guṡā'an Aḥwā غُثَاءً اَحْوَى (al-A‘lā/87: 5)

“al-Guṡā’” diambilkan dari akar kata (gain-ṡā’-huruf ‘illat) yang artinya menindihnya sesuatu yang tidak berarti pada sesuatu yang lain, seperti buih air. Rerumputan yang kering dan bercerai berai juga dinamakan “guṡā’”. Kalangan kelas bawah dari kelompok manusia juga dinamakan “al- guṡā’”. Sementara kata “Aḥwā” artinya “kehitam hitaman”. Kata jadiannya “al-ḥuwwah” yang artinya kehijau-hijauan, atau kehitam-hitaman. Dari uraian tersebut maka ungkapan “guṡā'an aḥwā” berarti rerumputan yang kehitam-hitaman. Rerumputan yang tadinya kehijau-hijauan jika kering akan kehitam-hitaman.