قَالَ هَلْ عَلِمْتُمْ مَّا فَعَلْتُمْ بِيُوْسُفَ وَاَخِيْهِ اِذْ اَنْتُمْ جٰهِلُوْنَ
Qāla hal ‘alimtum mā fa‘altum biyūsufa wa akhīhi iż antum jāhilūn(a).
Dia (Yusuf) berkata, “Tahukah kamu (kejelekan) apa yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf dan saudaranya karena kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu?”
Nabi Yusuf terenyuh mendengar cerita dan melihat kondisi saudara-saudaranya. Dia lalu berkata, “Tahukah kamu perbuatan buruk apa yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf dahulu dan saudaranya, Bunyamin, karena kamu tidak menyadari akibat perbuatan jahat-mu itu?”
Setelah anak-anak Yakub mengemukakan alasan-alasan mereka kembali ke Mesir, Yusuf menjawabnya dengan mengingatkan mereka atas kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap Yusuf dan Bunyamin, adiknya. Yusuf juga mengatakan bahwa apa yang mereka perbuat kepada diri dan adiknya adalah perbuatan yang sangat jelek atau buruk. Mungkin karena kejahilan mereka pada waktu itu, mereka tidak mengetahui dan merasakan buruknya perbuatan itu walaupun bertentangan dengan syariat agama serta melanggar kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua dan perintah bergaul dengan baik terhadap karib kerabat. Ini adalah realisasi dari apa yang telah Allah wahyukan kepada Yusuf ketika ia dilemparkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya sebagaimana firman Allah swt:
وَاَوْحَيْن َآ اِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّ هُمْ بِاَمْرِهِمْ هٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ
Kami wahyukan kepadanya, ”Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari. (Yūsuf/12: 15)
Taṡrīb تَثْرِيْبَ (Yūsuf/12: 92)
Artinya adalah mencela karena adanya kesalahan. Kata ini hanya terdapat dalam Surah Yūsuf/12: 92, yaitu ucapan Nabi Yusuf kepada kakak-kakaknya bahwa mereka tidak dicela apa-apa lagi. Apa yang sudah berlalu sudahlah, tidak perlu diingat-ingat lagi. Kakak-kakaknya yang dulu pernah mencelakakannya itu semua sudah dimaafkan.

