Full Sinopsis & Tema Plot Film Smultronstället (1957)

Film dimulai saat Isak Borg, yang diperankan oleh Victor Sjöström, berusia 78 tahun, terbangun di tempat tidur. Ia bermimpi tentang jalanan kota yang kosong, dengan jam di atasnya yang tidak memiliki jarum. Ketika memeriksa jam saku, ia menemukan jam itu juga tidak memiliki jarum. Sebuah sosok muncul dengan punggung menghadapnya, dan ketika Isak menyentuhnya, sosok itu tidak memiliki wajah dan terjatuh. Darah mengalir keluar dari sosok tersebut. Sebuah kereta jenazah dengan kuda menariknya memasuki jalan tempat Isak berdiri, dan setelah kereta itu melewati Isak, roda belakangnya tersangkut di tiang lampu. Tanpa pengemudi, kuda terus berjalan, dan peti mati yang tidak terikat terjatuh ke jalan, disertai dengan tangan yang muncul dari peti mati tersebut. Tangan tersebut meraih tangan Isak, dan ia menyadari bahwa tubuh di dalam peti mati adalah dirinya sendiri. Ia terbangun dari mimpinya.

Isak merasakan kesepian dan menyadari bahwa waktunya semakin habis. Ia meninggalkan kamarnya untuk membangunkan pelayan, Agda, yang diperankan oleh Jullan Kindahl. Isak meminta Agda untuk menyiapkan koper dan sarapan, karena ia telah memutuskan untuk menyetir ke Lund untuk menerima gelar doktor kehormatan atas kontribusinya di bidang kedokteran. Mereka bertengkar karena sebelumnya mereka berencana untuk terbang dari Stockholm ke Lund. Saat sarapan, menantunya, Marianne (diperankan oleh Ingrid Thulin), masuk ke ruang sarapan dan meminta untuk ikut dalam perjalanan sejauh 300 mil tersebut. Isak setuju.

Di dalam mobil, ketegangan terasa saat Isak dan Marianne mulai mengobrol. Isak menyebutkan bahwa putranya, Evald, berhutang padanya dan berencana untuk membayar kembali. Hubungan Marianne dan Evald, yang juga seorang dokter, terungkap sebagai tegang dan tidak bahagia. Isak mengusulkan untuk menyimpang dari rute dan mengunjungi rumah musim panasnya di masa muda. Di sana, ia teringat kembali kenangan indahnya saat bersama keluarga dan saudaranya, Sigfrid, yang juga menyukai seorang gadis bernama Sara.

Setelah menggali kenangan tersebut, Isak dan Marianne melanjutkan perjalanan. Mereka terlibat dalam beberapa insiden, termasuk kecelakaan kecil yang melibatkan pasangan suami istri yang terus bertengkar. Isak membantu pasangan tersebut, menunjukkan sisi kemanusiaannya yang peduli. Mereka berhenti di sebuah pom bensin di mana pemiliknya mengagumi Isak atas pencapaian masa lalunya.

Setelah makan siang yang menyenangkan, mereka melanjutkan perjalanan dan mengunjungi ibunya yang sudah tua. Dalam perjalanan, Isak tertidur dan bermimpi tentang ujian yang mencerminkan kesendirian dan kehidupan dinginnya. Ketika mereka tiba di Lund, Isak disambut dengan hangat oleh Evald dan Marianne, namun ketegangan di antara mereka masih terasa. Pada akhirnya, Isak berusaha untuk berdamai dengan Evald dan Marianne, mengharapkan agar mereka dapat menemukan kembali kedekatan di antara mereka.