Full Sinopsis & Tema Plot Film Scarface (1932)

- Plot
- Sinopsis
- Tema
- Penjelasan
- Komentar
- Kebangkitan Tony Camonte dari imigran sederhana menjadi raja geng yang kejam dan tak terkendali.
- Pengambilan alih kekuasaan melalui kekerasan, termasuk pembantaian dan serangan brutal terhadap saingan.
- Konflik pribadi dan moral Tony yang akhirnya mempercepat kehancurannya, termasuk hubungan dengan Poppy dan keluarganya.
- Pengaruh kekuasaan terhadap moral dan kejiwaan Tony, yang semakin kehilangan kendali.
- Akhir tragis Tony yang tewas di tempat tinggalnya sendiri, simbol kebangkrutan dan kehancuran total.
- Penggambaran realitas kekerasan, korupsi, dan ketidakadilan dalam dunia kejahatan yang tidak pernah berujung bahagia.
Film Scarface memulai dengan pernyataan bahwa film ini adalah kritikan terhadap kekuasaan geng dan seruan kepada individu agar bertindak melawan kejahatan yang merajalela, karena pemerintah adalah milik rakyat.
Di 22nd Street, Chicago, seorang pria bernama Big Louis sedang membersihkan klub saat sejumlah pria berbincang tentang pencarian aksi dari Johnny Lovo di sisi selatan kota. Tiba-tiba, dari bayangan muncul sosok yang menembaknya dan meninggalkan lokasi. Setelah itu, berita kematian Big Louis menyebar dan dipandang sebagai awal dari perang geng yang baru.
Di tengah kekerasan ini, Tony Camonte, seorang pria pemberani dan kasar, muncul sebagai tangan kanan Louis Costilo yang baru meninggal. Tony, yang dikenal dengan sikap sarkastik dan keberanian tak terkendali, sering bertindak sendiri dan berambisi menguasai dunia kejahatan. Ia menunjukkan sikap tidak hormat kepada polisi dan tokoh-tokoh geng lain, serta berkeinginan besar untuk naik pangkat dan mengendalikan seluruh wilayah.
Ketegangan meningkat saat Tony dan Johnny Lovo, yang memisahkan diri dari Louis, mulai merebut kekuasaan dan mendominasi pasar minuman beralkohol ilegal. Dalam prosesnya, Tony memperlihatkan keberaninya dengan melakukan serangkaian tindakan brutal, termasuk penembakan dan kekerasan terhadap saingan, yang berujung pada peristiwa pembantaian di Valentine’s Day yang terkenal. Di saat yang sama, ia menghadapi ancaman dari pihak luar, seperti Gaffney, seorang pengedar senjata dari Inggris, yang berusaha menjual senjata otomatis untuk memperkuat kekuatan Tony.
Kehidupan pribadi Tony pun penuh konflik, seperti hubungannya dengan Poppy, wanita yang membuatnya jatuh hati dan menjadi sumber motivasi sekaligus ketegangan. Ia juga tidak ragu mengintegrasikan kekerasan dalam kehidupannya, termasuk membunuh orang yang dianggap mengancamnya, seperti Gafney dan Guino Renaldo, yang merupakan rekannya sendiri. Hubungan dengan keluarganya pun goyah, terutama ketika adik perempuannya, Cesca, dan ibunya mulai merasa tidak nyaman dengan jalan yang dipilih Tony.
Puncaknya, Tony yang tampil sebagai raja kriminal tak terkendalikan, melakukan kekerasan besar-besaran untuk mempertahankan kekuasaannya. Dalam sebuah insiden terakhir yang penuh kekacauan dan penembakan, Tony dikepung dan ditembak mati di tempat tinggalnya sendiri, setelah melawan para penegak hukum dan geng lain. Ia menatap ke arah papan reklame bertuliskan 'The World is Yours' sebelum akhirnya tewas, menandakan bahwa kekuatan dan keserakahan yang ia kejar telah menghancurkan dirinya sendiri.
- The World is Yours: Sebuah slogan yang menggambarkan ambisi Tony untuk menguasai dunia dan kekayaan, namun juga menjadi simbol keserakahan yang akhirnya membawa kehancurannya.
- Do it first, do it yourself, and keep on doing it: Aturan main dalam dunia kejahatan dan kekerasan yang dianut Tony, menekankan pentingnya menjadi yang pertama dan mengendalikan situasi tanpa bergantung pada orang lain.
- I didn’t know... I didn’t know...: Ucapan penyesalan Tony saat menyadari konsekuensi kekerasan dan tindakan kriminalnya, menandakan penyesalan yang terlambat terhadap kehancuran yang ia ciptakan.
- The World is Yours: Mewakili cita-cita Tony untuk kekuasaan dan kekayaan, yang berujung pada obsesi tak terkendali dan akhirnya kehancuran total.
- There’s only one rule; 'Do it first, do it yourself, and keep on doing it': Prinsip keras dalam dunia gangster yang menuntut keberanian dan kecepatan dalam menguasai kekuasaan, tanpa memberi ruang bagi yang lain.

