v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform

Full Sinopsis & Tema Plot Film Saving Mr. Banks (2014)

Movie Poster
  • Plot
  • Sinopsis
  • Tema
  • Penjelasan
  • Komentar
Rangkuman Plot Utama
  • Travers menolak melepas hak film karena kaitannya yang sangat pribadi dengan kisah dan masa lalunya.
  • Kilasan masa kecil Travers di Australia menjadi sumber inspirasi utama untuk karakter dan cerita Mary Poppins.
  • Konflik antara keinginan Disney untuk membuat film yang menghibur dan niat Travers yang ingin tetap setia pada esensi karya originalnya.
  • Perjuangan Disney dan Travers untuk saling memahami dan menyatu dalam proses adaptasi film.
  • Pengaruh pengalaman masa lalu Travers terhadap pandangannya terhadap karakter dan cerita Mary Poppins.
  • Perubahan sikap Travers setelah diajak berkeliling Disneyland dan mendapatkan pemahaman emosional yang lebih dalam.
  • Klimaks saat Travers memutuskan untuk menyerahkan hak film dan menghadiri pemutaran film secara tidak terduga, menyadari kekuatan emosional dari karya tersebut.
Full Sinopsis Lengkap

Di London tahun 1961, Pamela "P. L." Travers (Emma Thompson), seorang penulis yang sedang mengalami kesulitan keuangan, dengan enggan setuju untuk pergi ke Los Angeles mengikuti permintaan agennya, Diarmuid Russell. Walt Disney (Tom Hanks), yang telah berusaha selama 20 tahun untuk mendapatkan hak film dari Travers karena anak-anaknya ingin melihat film berdasarkan karakter Mary Poppins, akhirnya berhasil mendekatinya. Namun, Travers sangat enggan melepas hak cipta karena ia merasa karakter Mary Poppins sangat pribadi dan bertentangan dengan gaya hidup dan prinsipnya.

Film ini juga menampilkan kilas balik masa kecil Travers di Allora, Queensland tahun 1906, yang menjadi sumber inspirasi utama dari tokoh Mary Poppins. Ia sangat dekat dengan ayahnya, Travers Robert Goff (Colin Farrell), seorang manajer bank yang berjuang melawan alkoholisme dan gagal dalam pekerjaannya, yang kemudian meninggal karena penyakit hati. Kenangan masa kecil ini memperkuat hubungan Travers dengan karakter dan cerita di dalam bukunya.

Ketika di Los Angeles, Travers tidak suka dengan suasana kota dan orang-orang yang terlalu optimis serta ramah, termasuk sopir limo-nya, Ralph (Paul Giamatti). Di dalam studio Walt Disney, ia mulai bekerja sama dengan tim kreatif yang mengembangkan film, termasuk penulis skenario Don DaGradi (Bradley Whitford) dan komposer Richard dan Robert Sherman (Jason Schwartzman dan B.J. Novak). Travers merasa bahwa mereka salah menafsirkan dan menginterpretasikan kisah Mary Poppins yang sangat personal dan penuh sentimentalnya, terutama dalam gambaran tokoh George Banks, ayahnya, yang diartikan secara berbeda oleh tim Disney.

Travers merasa bahwa karakter George Banks yang digambarkan sebagai bankir yang kejam dan penipu sangat tidak sesuai dengan karakter ayahnya, yang meski tidak sukses karena alkoholisme, tetap berusaha keras dan penuh kasih sayang. Ia juga merasa bahwa karakter Mary Poppins terinspirasi dari pengasuh yang dipekerjakan setelah ayahnya sakit, yang kemudian ia salahkan setelah ayahnya meninggal. Konflik batinnya makin dalam saat ia mulai merasa bahwa karya-karyanya digunakan untuk hal yang tidak ia setujui secara pribadi.

Selama proses, Disney mengundang Travers ke Disneyland dan berusaha memperbaiki hubungan mereka, termasuk memperkenalkan karakter dan lagu baru yang menghangatkan hati Travers. Ia mulai membuka diri dan merasa terinspirasi kembali. Namun, ketegangan muncul saat Travers mengetahui bahwa sebuah adegan animasi akan dimasukkan ke film, yang ia tolak keras, dan akhirnya ia meninggalkan proses produksi serta kembali ke London.

Disney, yang mengetahui bahwa Travers menulis dengan nama pena Helen Goff, berangkat ke London untuk menyelesaikan konflik dan meyakinkan Travers. Ia menceritakan pengalaman masa kecilnya yang kurang bahagia dan menekankan pentingnya seni sebagai alat penyembuhan. Travers akhirnya setuju untuk menjual hak filmnya. Tiga tahun kemudian, saat film 'Mary Poppins' akan tayang perdana, Travers yang tidak diundang karena takut mendapatkan reputasi buruk dari Disney, secara tak terduga datang ke LA dan menghadiri pemutaran film. Ia awalnya menilai film dengan skeptis, tetapi perlahan merasa tersentuh oleh gambaran redemption dari karakter George Banks, yang memegang makna personal baginya. Di akhir, sebuah rekaman asli dari proses produksi memperlihatkan hubungan emosional yang kompleks dan mendalam antara Travers dan tim kreatif.

Tema & Makna
Perjuangan untuk mempertahankan integritas pribadi dan karya seni, pentingnya memahami latar belakang dan pengalaman masa lalu dalam menciptakan karya yang bermakna, konflik antara komersialisme dan keaslian artistik, serta proses penyembuhan melalui seni dan pengertian antar individu.
Penjelasan Istilah Kata
  • Mary Poppins adalah musuh dari sentiment dan whimsy.: Travers merasa bahwa karakter Mary Poppins mengganggu perasaan sentimental dan nuansa imajinatif yang dia inginkan dari cerita tersebut, karena dia memandang karya itu sebagai cermin pengalaman pribadi, bukan sekadar hiburan. Jadi, dia menentang penggambaran yang terlalu ceria dan fantasatis.
  • the healing value of his art: Nilai penyembuhan dari karya seni Disney merujuk pada keyakinannya bahwa seni dan cerita dapat membantu menyembuhkan luka batin dan memberikan makna dalam kehidupan, yang juga menjadi alasan Disney berusaha menyentuh sisi emosional Travers.
  • a cruel banker, who is out to scam people: Penggambaran karakter George Banks oleh tim Disney yang dianggap Travers tidak akurat dan terlalu kejam. Travers menilai bahwa karakter tersebut harus lebih kompleks, mencerminkan ayahnya yang berjuang dengan kondisi dan kepribadian yang sebenarnya.
  • she blames the nanny as she had 'promised to fix everything': Travers merasa bahwa nanny yang dipekerjakan setelah ayahnya sakit gagal memenuhi janjinya, dan ia menyalahkan nanny tersebut atas kematian ayahnya, menyoroti nilai dan pengaruh pengalaman masa kecil dalam karya dan hidupnya.
  • she is writing under a pen name; her real name being Helen Goff: Travers menyembunyikan identitas aslinya saat menulis, menunjukkan bahwa ia ingin menjaga privasi dan mungkin menghindari konfrontasi yang berkaitan dengan karya-karyanya yang sangat pribadi.