Full Sinopsis & Tema Plot Film Office Space (1999)
- Plot
- Sinopsis
- Tema
- Penjelasan
- Komentar
- Kehidupan monoton dan frustrasi Peter di kantor Initech serta tekanan dari manajemen dan rekan kerja.
- Pengaruh sesi hipnoterapi yang memberi Peter perspektif baru terhadap hidupnya.
- Rencana pencurian uang melalui virus yang dirancang oleh Peter dan sahabatnya, yang akhirnya terbongkar.
- Perjuangan Joanna dalam mengekspresikan diri dan keberaniannya meninggalkan pekerjaan.
- Kebijakan perusahaan yang salah dan kroni yang menyulitkan Milton serta kerugian yang dialami.
- Akhir cerita di mana Peter memilih hidup jujur sebagai pekerja konstruksi dan Milton melarikan diri ke tempat liburan mewah sambil menyiapkan balas dendam.
"Office Space" adalah film panjang pertama yang disutradarai oleh Mike Judge, yang berasal dari seri animasi tentang karakter bernama Milton. Film ini mengikuti kisah Peter Gibbons, seorang insinyur perangkat lunak yang merasa terjebak dalam rutinitas kantor yang membosankan dan penuh tekanan di perusahaan bernama Initech. Pagi hari Peter dimulai dengan ketidakpuasan terhadap hidupnya yang monoton, termasuk perjalanan yang melelahkan dan rekan kerja yang menjengkelkan. Ketika manajemen perusahaan mengumumkan kedatangan konsultan untuk meningkatkan efisiensi, suasana kantor menjadi semakin tegang, terutama bagi Milton yang takut akan dipindahkan dari meja kerjanya yang lama dan kehilangan stapler merah kesayangannya.
Pada suatu hari, Peter mengikuti sesi hipnoterapi yang membuatnya merasa lebih santai dan optimis, meskipun sayangnya terhenti mendadak karena serangan jantung hypnotherapist. Setelah itu, Peter memutuskan untuk tidak lagi pergi ke kantor dan mulai menjalani hari-hari dengan santai dan melepas beban emosionalnya. Ia mulai menjalin hubungan dengan Joanna, seorang pelayan di restoran Chotchkie's, dan berencana untuk tidak lagi menganggap pekerjaan sebagai prioritas utama.
Sementara itu, perusahaan sedang melakukan reorganisasi dan menemukan bahwa Milton secara tidak sengaja tetap menerima gaji selama lima tahun akibat kesalahan penggajian. Peter akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan rasa frustasinya kepada manajemen dan memutuskan untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara yang tidak konvensional: mencuri uang dari perusahaan bersama dua sahabatnya, Samir dan Michael Boltn, melalui sebuah virus yang dirancang untuk mengambil sedikit demi sedikit dari transaksi bank.
Namun, rencana mereka akhirnya terbongkar, dan mereka harus menghadapi konsekuensinya. Di saat yang sama, Joanna memutuskan untuk mengungkapkan keberaniannya dengan berbuat tindakan ekstrem terhadap bosnya, serta meninggalkan pekerjaan yang tidak memuaskan. Peter dan kawan-kawannya akhirnya memutuskan untuk mengembalikan uang dan mengakui kesalahan mereka, meskipun building Initech terbakar dan uang tersebut hilang dalam prosesnya.
Film berakhir dengan Peter yang kembali ke kehidupan sederhana sebagai pekerja konstruksi, menikmati kebebasan dan ketenangan, dan Milton yang melarikan diri ke resor mewah, merencanakan balas dendam terhadap dunia yang tidak adil. Cerita ini menggambarkan perjuangan melawan sistem yang menindas dan pentingnya kebebasan pribadi serta keberanian untuk berbuat berbeda.
- TPS reports: Laporan standar yang harus diserahkan karyawan setiap hari, biasanya dianggap membosankan dan penuh rutinitas, mencerminkan kebosanan di tempat kerja.
- Swingline stapler merah: Stapler berwarna merah yang sangat disukai Milton, menjadi simbol dari identitas dan keberadaannya di kantor, serta melambangkan kekakuan sistem yang menindas.
- Kloning virus untuk mengambil sedikit demi sedikit uang: Skenario kriminal yang dilakukan secara perlahan dan ilegal, yang memungkinkan pencurian berlangsung dalam waktu lama tanpa terdeteksi, menggambarkan kritik terhadap korupsi dan ketidakadilan di sistem finansial.
- Flair: Pakaian dekoratif yang digunakan karyawan di Chotchkie's sebagai bentuk ekspresi diri, namun dianggap sebagai keharusan yang membatasi kebebasan individu.
- Lumbergh: Bos di kantor yang mewakili otoritas yang tidak adil, sering kali digambarkan sebagai simbol rezim otoriter dan tidak peduli terhadap kesejahteraan karyawan.