رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَّلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۗ وَلَا تَزِدِ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا تَبَارًا ࣖ
Rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu'minaw wa lil-mu'minīna wal-mu'mināt(i), wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā tabārā(n).
Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang zalim itu selain kehancuran.”
Setelah doa untuk mereka yang durhaka, kini Nabi Nuh, berdoa untuk yang taat kepada Allah. Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan dan janganlah Engkau tambahkan untuk mereka kecuali kebahagiaan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim yang mantap kezalimannya itu selain kehancuran.”
Setelah Nuh berdoa kepada Allah agar membinasakan orang-orang kafir, beliau berdoa untuk keselamatan diri dan kedua orang tuanya serta seluruh orang-orang yang beriman.
Pada akhir ayat, Nuh memohon lagi kepada Allah agar menambah kesesatan orang-orang kafir, sehingga mereka akhirnya akan merasakan azab yang tidak terkirakan di hari Kiamat.
Dayyāran دَيَّارًا (Nūḥ/71: 26)
Kata dayyāran terambil dari kata dār/rumah. Ad-dayyār adalah siapa yang menempati rumah. Ada juga yang memahaminya terambil dari kata ad-daurāan yang berarti bergerak berkeliling. Apapun alasannya yang jelas maksud kata tersebut di sini adalah ‘seorang pun’.

