مَا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ لِلّٰهِ وَقَارًاۚ
Mā lakum lā tarjūna lillāhi waqārā(n).
Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah?
Nabi Nuh menasihati kaumnya seperti dijelaskan di atas dan beliau melanjutkan nasihatnya. Mengapa kamu tidak mengagungkan Allah dengan sebenarnya dan tidak takut akan kebesaran Allah?
Nabi Nuh menasihati kaumnya bahwa mereka seharusnya mengakui kekuasaan Allah yang Mahabesar. Mereka juga seharusnya berharap agar dimuliakan Allah dengan beriman kepada-Nya. Akan tetapi, hal itu tetap tidak mereka lakukan.
1. Waqāran وَقَارًا (Nūh/71: 13)
Kata waqār terambil dari kata kerja waqara yang artinya “diam tak bergerak”. Dalam Al-Qur’an Surah al-Aḥzāb/33: 33 terdapat ayat yang berisi perintah kepada istri-istri Nabi saw: waqarna fī buyūtikunna…. (dan hendaklah kamu tetap di rumahmu). Al-Waqr adalah sesuatu yang tak bergerak. Bila terdapat di dalam telinga, ia disebut sumbatan (al-An‘ām/6: 25. Waqār bermakna “kemantapan”. Bila kemantapan itu datang dari Allah untuk manusia, itu berarti kehormatan atau pemeliharaan yang diberikan kepada makhluk-Nya.
2. Aṭwāran اَطْوَارًا (Nūḥ/71: 14)
Aṭwār adalah bentuk jamak dari ṭaur artinya fase atau periode. Maksud ungkapan wa qad khalaqakum aṭwārān (Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian)) dalam Surah Nūḥ/71: 14 ini adalah sebagaimana yang diterangkan dalam Surah al-Mu'minūn/23: 12-14. (Lihat Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid VI, Juz 18).

