Full Sinopsis & Tema Plot Film Murder on the Orient Express (2017)

- Plot
- Sinopsis
- Tema
- Penjelasan
- Komentar
- Hercule Poirot menyelidiki pembunuhan di atas kereta Orient Express yang tergelincir oleh longsoran salju.
- Pelaku pembunuhan adalah seluruh penumpang yang memiliki kaitan dengan keluarga Armstrong dan kejahatan Cassetti.
- Semua penumpang terlibat dalam rencana balas dendam, bergiliran melakukan pembunuhan terhadap Ratchett.
- Poirot mempertimbangkan dua teori tentang pelaku dan akhirnya memilih solusi moral yang bertentangan dengan keadilan hukum.
- Akhirnya, Poirot memutuskan untuk tidak menyerahkan pelaku ke pengadilan, karena mereka melakukan tindakan sebagai bentuk keadilan pribadi.
- Cerita menyajikan pertanyaan moral tentang apa yang benar dan adil, serta konsekuensinya.
Pada tahun 1934, detektif terkenal Hercule Poirot (Kenneth Branagh) menyelesaikan kasus pencurian di Gereja Makam Suci di Yerusalem. Setelah itu, ia berencana untuk beristirahat di Istanbul, namun terpaksa kembali ke London karena harus menyelesaikan sebuah kasus lain. Temannya, Bouc, direktur Kereta Orient Express, menawarkan tempat tidur baginya di kereta selama perjalanan tiga hari.
Selama perjalanan, Ratchett, seorang pebisnis yang sebenarnya adalah penjahat bernama John Cassetti, menerima ancaman dan menawari Poirot untuk mengamankan dirinya, tetapi ditolak. Malam harinya, Poirot mendengar suara aneh dari kamar Ratchett dan melihat seseorang berpakaian kimono merah melarikan diri. Ketika kereta tergelincir oleh longsoran salju dan berhenti, keesokan harinya ditemui bahwa Ratchett telah dibunuh dengan dua belas luka tusukan.
Penyelidikan menunjukkan bahwa pelaku adalah salah satu dari penumpang di kereta karena semua kamar terkunci dan tidak ada yang melihat masuk atau keluar dari kamar Ratchett selama malam. Bukti-bukti mengarah ke hubungan erat antara penumpang dan keluarga Armstrong yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan anak mereka, Daisy. Terungkap bahwa Ratchett adalah Cassetti, pelaku penculikan Daisy, yang telah diadili dan lolos dari hukuman. Beberapa penumpang memiliki motif balas dendam terhadap Cassetti/ Ratchett, termasuk keluarga Armstrong dan orang-orang yang terlibat dalam kasus itu.
Poirot akhirnya mengungkap bahwa semua penumpang merupakan bagian dari rencana membalas dendam, dan bahwa mereka semua telah bergiliran menyabet Ratchett. Ia mengusulkan dua teori: satu bahwa pelaku adalah satu orang yang menyamar sebagai kondektur, dan lain lagi bahwa seluruh penumpang terlibat sebagai bentuk keadilan. Ia memilih untuk tidak menyerahkan pelaku kepada pihak berwenang, karena menurutnya, pelaku sudah mendapatkan balasan yang setimpal dan keadilan sejati sulit dicapai dalam kasus ini. Di akhir cerita, Poirot memutuskan untuk membiarkan keadilan berjalan sendiri dan melanjutkan perjalanan ke kasus berikutnya, meninggalkan penumpang dan penuturan moralnya tentang keadilan.
- Murder is always a sin, but perhaps there are crimes that deserve it.: Pembunuhan selalu dianggap dosa, tetapi mungkin ada kejahatan tertentu yang memang layak dibalas dengan tindakan tersebut, menantang konsep keadilan dan moralitas.
- Justice is about moral judgment, not law.: Keadilan berhubungan dengan penilaian moral manusia, bukan sekadar hukum tertulis; menekankan perbedaan antara keadilan moral dan keadilan hukum.
- All men are equal before the law, but not all are equal in justice.: Di mata hukum, semua orang dianggap sama, tetapi dalam hal keadilan moral, perlakuan terhadap orang berbeda tergantung motivasi dan konteksnya.
- Sometimes, the law cannot deliver true justice because it’s bound by rules and limitations.: Terkadang, hukum formal tidak mampu menegakkan keadilan sejati karena terbatas oleh aturan dan prosedur yang ketat.
- Killing Cassetti was an act of revenge, not murder. It was justice in disguise.: Pembunuhan terhadap Cassetti adalah bentuk balas dendam, bukan kejahatan murni, karena dilandasi keadilan moral yang berbalut tindakan kekerasan.

