Full Sinopsis & Tema Plot Film Mary and Max. (2011)

Pada tahun 1976, seorang gadis berusia delapan tahun bernama Mary Daisy Dinkle menjalani kehidupan yang sepi di Mount Waverley, Australia. Dikenal sebagai korban ejekan teman-teman sekolahnya karena tanda lahir di dahi, Mary tidak menemukan kebahagiaan di rumahnya. Ayahnya, Noel, bersifat dingin, dan ibunya, Vera, seorang pencuri dan peminum alkohol. Satu-satunya penghiburan bagi Mary adalah ayam peliharaannya yang bernama Ethel, susu kental manis, dan acara kartun bernama The Noblets.

Suatu hari, saat pergi ke kantor pos dengan ibunya, Mary melihat buku telepon New York City dan secara acak memilih nama Max Jerry Horowitz untuk ditulis surat. Max, seorang pria Yahudi atis dari New York berusia 44 tahun, berjuang melawan obesitas dan masalah kesehatan mental yang parah, termasuk kecemasan. Menerima surat dari Mary membuatnya mengalami serangan panik, tetapi dia akhirnya membalas yang memicu persahabatan yang tidak biasa. Keduanya memiliki kesamaan, yaitu kecintaan pada cokelat dan The Noblets.

Ketika Vera melarang korespondensi mereka, Mary mengatur agar surat-surat Max dikirim ke tetangganya yang agorafobia, Len. Ketika Mary bertanya kepada Max tentang cinta, Max mengalami serangan kecemasan lainnya dan harus dirawat di rumah sakit selama delapan bulan. Setelah pulih, Max memenangkan lotere dan menggunakan uangnya untuk membeli stok cokelat seumur hidup dan koleksi lengkap figurine Noblet. Dia memberikan sisa kemenangannya kepada tetangga tua bernama Ivy, yang tidak lama kemudian mengalami kecelakaan.

Sementara itu, Mary berpikir Max telah meninggalkannya dan menjadi sangat putus asa. Akhirnya, Max menjelaskan diagnosanya tentang sindrom Asperger dalam suratnya, dan mereka melanjutkan korespondensi, mempertahankan persahabatan mereka selama bertahun-tahun.

Seiring bertambahnya usia Mary, kehidupannya berubah. Setelah ayahnya meninggal dalam kecelakaan, Mary menghapus tanda lahirnya dan jatuh cinta dengan tetangganya, Damien Popodopoulos. Ibu Mary kemudian juga meninggal setelah secara tidak sengaja meminum cairan pengawet. Mary menikah dengan Damien dan melanjutkan studi psikologinya di universitas, menulis disertasi tentang sindrom Asperger dengan Max sebagai studi kasus.

Namun, ketika dia mengirimkan salinan karyanya kepada Max, Max merasa tersakiti dan mengecamnya karena merasa dimanfaatkan, memutuskan kontak dan menghancurkan huruf 'M' di mesin ketiknya. Mary, sangat terpukul, menghancurkan semua salinan disertasinya yang menghancurkan karier akademiknya. Dia beralih ke alkohol untuk mengatasi kesedihannya, yang semakin parah ketika Damien meninggalkannya untuk teman pena-nya, Desmond.

Setelah menemukan kaleng susu kental, Mary mengirimkan kaleng tersebut kepada Max sebagai permintaan maaf. Suatu hari, Max, setelah mengusir seorang pria tunawisma karena membuang sampah sembarangan, menyadari bahwa semua orang, termasuk dirinya sendiri, memiliki kekurangan. Dalam gestur pengampunan, Max mengirimkan koleksi figurine Noblet kesayangannya kepada Mary. Len, yang kini mulai mengatasi agorafobinya, memberi tahu Mary tentang paket yang ada di depan pintunya. Di dalamnya, Max menyertakan surat penuh perasaan yang menjelaskan betapa berartinya persahabatan mereka bagi dirinya.

Mary yang sedang hamil dan tidak menyadari kondisinya, mempertimbangkan untuk bunuh diri tetapi menemukan harapan baru melalui surat Max. Terinspirasi oleh kata-katanya, dia memutuskan untuk mengunjungi Max di New York dengan bayi yang baru lahir. Ketika Mary tiba, dia menemukan bahwa Max telah meninggal dengan damai di sofa rumahnya dengan senyum di wajahnya. Melihat ke sekitar apartemennya, dia melihat semua surat yang ia kirimkan dengan penuh kasih tertempel di langit-langit. Terharu oleh dampak mendalam dari persahabatan mereka, Mary duduk di samping Max dan menangis, merasakan campuran kesedihan dan rasa syukur.