Full Sinopsis & Tema Plot Film Les Misérables (2012)
- Plot
- Sinopsis
- Tema
- Penjelasan
- Komentar
- Jean Valjean menjalani perjalanan start dari narapidana menjadi orang baik yang melindungi orang lain.
- Konflik antara moral pribadi dan hukum yang keras melalui karakter Javert.
- Pengorbanan Eponine demi cinta dan kebaikan.
- Peristiwa pemberontakan dan perjuangan rakyat dalam revolusi Prancis.
- Perjuangan Marius dan Cosette untuk bahagia, serta peran Jean Valjean dalam melindungi mereka.
- Pengampunan dan belas kasihan sebagai kekuatan utama menghadapi kejahatan dan ketidakadilan.
- Akhir cerita yang penuh haru, di mana pengorbanan Valjean membawa kedamaian dan harapan baru.
Pada tahun 1815, Jean Valjean (Hugh Jackman), seorang narapidana yang baru dibebaskan setelah menjalani 19 tahun kurungan karena mencuri sepotong roti dan berulang kali mencoba melarikan diri, menghadapi perlakuan keras dan diskriminasi dari masyarakat. Setelah diselamatkan oleh kehadiran Uskup Digne yang menunjukkan belas kasihan, Valjean memutuskan untuk memulai hidup baru dengan identitas baru, meskipun melanggar janji parole-nya dan menjadi buronan.
Delapan tahun kemudian, Valjean telah menjadi pemilik pabrik dan walikota Montreuil-Sur-Mer, sementara inspektur Javert (Russell Crowe), yang dikenal keras dan taat hukum, mengenali dan mencurigai identitas barunya. Di tempat kerja, Fantine (Anne Hathaway), salah satu pekerjanya, berjuang keras untuk mendukung putrinya, Cosette, yang tinggal bersama keluarga kejam, Thenardiers. Fantine akhirnya jatuh ke dalam kehidupan sebagai pelacur dan ditangkap oleh Javert, namun diselamatkan oleh Valjean yang berjanji akan menjaga Cosette.
Dengan keberanian dan rasa tanggung jawab, Valjean mengungkap identitas sebenarnya ke pengadilan dan berjanji untuk melindungi Cosette agar masa lalunya tidak menghantuinya. Javert yang berpegang teguh pada hukum, merasa tidak dapat menerima keadilan dan moralitas yang berbeda dari pandangannya, sehingga menantang Valjean dan akhirnya bunuh diri karena tidak mampu memutarbalikkan dilema moralnya.
Perjalanan hidup Valjean yang penuh liku membawa mereka ke Paris saat gelombang revolusi mulai berkobar. Di tengah kerusuhan, Marius Pontmercy (Eddie Redmayne), seorang pejuang muda dari kaum revolusioner, jatuh cinta kepada Cosette, yang telah dewasa. Sementara itu, Eponine dan teman-temannya berjuang di jalanan, termasuk dalam bentrokan dengan pasukan pemerintah, yang menimbulkan korban jiwa dan pengorbanan besar. Dalam peristiwa pemberontakan yang brutal, Eponine menyelamatkan Marius dan meninggal dunia di pelukan Marius, menunjukkan keikhlasan dan Cinta tak bersyarat.
Valjean, yang mengetahui bahaya yang mengancam Marius dan revolusi, memutuskan untuk menyelamatkan Marius dari bahaya dan membebaskan dia dari reruntuhan barricade. Dalam prosesnya, Valjean menghadapi Javert di sewers, menyelamatkan Marius, dan akhirnya memilih untuk mengampuni dan membebaskan Javert, yang kemudian bunuh diri sebagai bentuk kerinduan akan keadilan sejati. Setelah perang selesai, Marius dan Cosette menikah, dan Valjean meninggal dunia setelah menyampaikan pesan-pesan terakhirnya dan melihat bahwa mereka bahagia.
Film ini berakhir dengan gambaran bahwa pengorbanan, belas kasihan, dan cinta sejati mampu mengatasi ketidakadilan dan kejahatan, meninggalkan pesan bahwa harapan dan moralitas bisa mengalahkan kekerasan dan kekuasaan.
- Uskup Digne menunjukkan belas kasihan, meskipun diteror oleh Valjean yang mencuri dari dirinya.: Simbol belas kasihan dan pengampunan yang menjadi titik balik dalam hidup Valjean, mengubah pandangannya terhadap moral dan manusia.
- Javert merasa terbelah antara mengikuti hukum dan moralitasnya, akhirnya memilih bunuh diri.: Menggambarkan konflik internal antara keadilan mutlak dan belas kasihan, serta kekosongan moral yang dialami Javert.
- Eponine mengorbankan nyawanya demi Marius.: Contoh pengorbanan tanpa pamrih dan cinta sejati yang mampu mengubah paradigma kekuasaan dan egoisme.
- Valjean membiarkan Javert pergi karena percaya bahwa keadilan harus didasarkan pada belas kasihan.: Nilai moral dan etika dalam film ini menekankan bahwa cinta dan pengampunan lebih kuat dari kekuasaan hukum semata.
- ‘The struggle of men against power is the only thing that makes life worth living,’: Perjuangan manusia melawan kekuasaan dan ketidakadilan sebagai inti dari makna hidup dalam film ini.