Full Sinopsis & Tema Plot Film Juror #2 (2024)

Justin Kemp, seorang jurnalis yang tengah menjalani proses pemulihan dari kecanduan alkohol, dipanggil untuk ikut serta dalam sebuah persidangan sebagai anggota juri di Savannah, Georgia. Kasus yang harus dia nilai berhubungan dengan kematian Kendall Carter, yang ditemukan meninggal di bawah jembatan setelah terlibat pertengkaran dengan pacarnya, James Sythe, di sebuah bar setahun sebelumnya. Sythe dituduh membunuh Kendall, dan selama persidangan, berbagai saksi dan bukti menunjukkan bahwa Sythe dalam keadaan mabuk dan berperilaku agresif saat kejadian. Ia juga terlihat di lokasi kejadian dan disangka memukul Kendall dengan benda tumpul.

Namun di balik fakta ini, Justin mulai meragukan keadilan kasus tersebut setelah dirinya secara tidak sengaja menabrak sesuatu dengan mobilnya sehari sebelum kematian Kendall, yang awalnya dia kira seekor rusa. Rasa takut bahwa pria tak bersalah akan dihukum membuat Justin mencari bukti dan berkonsultasi dengan sponsornya, Larry, seorang mantan pengacara dan sesama pecandu. Larry menyarankan agar Justin tetap teguh pada keyakinannya bahwa terdakwa bisa berubah, dan memperingatkannya bahwa sistem peradilan dan kampanye politik terkait bisa memanipulasi hasil.

Justin berusaha membela terdakwa, Sythe, dengan menceritakan kisah perubahan dirinya sendiri dan memperlihatkan bahwa Sythe adalah orang yang bisa berubah. Sayangnya, pengacara pembela Sythe kurang mampu dan tidak mengungkapkan semua aspek bukti penting yang dapat mempertanyakan keabsahan kasus tersebut. Di saat yang sama, beberapa juror mulai meragukan bukti saksi mata dan kondisi visual saat kejadian, termasuk teori bahwa Kendall mungkin menjadi korban tabrak lari dan bahwa penglihatan pada malam hari sangat buruk. Ketegangan meningkat saat Justin curiga bahwa dirinya sendiri mungkin terlihat sebagai pelaku, karena terbukti bahwa banyak bukti dan saksi telah diatur dan dipengaruhi.

Ketika Justin akhirnya mengungkapkan bahwa ia adalah suami Ally, yang terdaftar sebagai pemilik mobilnya, dan bahwa ia pernah berada di bar tanpa mengonsumsi alkohol, keadaan menjadi semakin rumit. Walaupun Justin memanfaatkan pengaruhnya untuk mempengaruhi suara mayoritas juror yang sebelumnya ingin menghukum Sythe, akhirnya mereka memutuskan bersalah dan Sythe dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan. Killebrew, jaksa yang awalnya ingin menjatuhkan hukuman, mulai merasa konflik dan menyadari bahwa terdakwa mungkin tidak bersalah, namun ia tetap melanjutkan proses karena tekanan politik dan strateginya untuk memenangkan pemilihan jabatan DA. Setelah semuanya selesai, Justin dan Ally, yang kini hamil dan mengalami keguguran sebelumnya, menjalani hidup mereka. Namun sebuah kejutan menunggu saat Killebrew datang mengetuk pintu rumah mereka, menandakan bahwa keputusan tersebut masih menyisakan pertanyaan dan keraguan mendalam tentang keadilan.