
- Fakta
- Biografi
- Penjelasan
- Komentar
- Lahir dan besar di Baltimore pada tahun 1950-an dan memiliki obsesi terhadap kekerasan dan gore sejak kecil.
- Mulai membuat film diam 8mm dan 16mm di pertengahan 1960-an bersama teman-teman underground.
- Film pertamanya diputar di gereja dan menarik perhatian penonton underground melalui promosi dari mulut ke mulut.
- Kesuksesan besar diraih dengan film Pink Flamingos (1972) yang dikenal karena adegan kontroversial dan vulgar.
- Terus berkarya dengan film low-budget yang penuh kejutan hingga Hollywood mengakui keberhasilannya lewat Hairspray (1988).
- Meskipun tampak lebih bersih dan profesional, film-film Waters tetap mempertahankan gaya playful dan obsesi anehnya.
John Waters lahir dan besar di Baltimore pada tahun 1950-an. Sejak kecil, ia memiliki obsesi terhadap kekerasan dan gore, baik nyata maupun di layar. Pada pertengahan 1960-an, bersama teman-teman anehnya, Waters mulai membuat film diam 8mm dan 16mm yang diputar di ruang gereja Baltimore untuk penonton underground. Film-film ini menarik perhatian karena gaya yang unik dan tema yang mengguncang.
Seiring waktu, kualitas film Waters meningkat dan tema yang diangkat semakin kontroversial, menyebabkan perhatian media dan reaksi keras dari publik. Pada awal 1970-an, ia memproduksi film fitur yang diputar di bioskop seni lewat keberanian dan tekadnya. Kesuksesan besar datang saat film Pink Flamingos (1972) melejit di tahun 1973, terkenal karena adegan ikonik makan kotoran anjing oleh aktor Divine. Waters terus berkarya dengan biaya rendah dan tema shock hingga Hollywood meliriknya, khususnya melalui film Hairspray (1988). Walaupun kini filmnya terlihat lebih profesional dan bersih, tetap mempertahankan keunikan dan kekonyolan khas Waters yang menunjukkan obsesinya sepanjang hidupnya.
- Pink Flamingos (1972) - sebuah eksperimen dalam rasa super buruk: Film ini merupakan karya Waters yang sengaja dibuat ekstrem, terkenal karena adegan kontroversial dan menguji batas toleransi penonton.
- Divine's dog-crap eating scene: Adegan terkenal dari Pink Flamingos di mana pemeran utamanya, Divine, makan kotoran anjing, yang menjadi simbol kekonyolan dan shock dalam karya Waters.
- Obsesinya terhadap kekerasan dan gore: Ciri khas Waters sejak kecil yang mempengaruhi pilihan tema dan gaya filmnya, sering mengangkat unsur kekerasan dan vulgar.
- Underground audiences: Kelompok penonton yang menyukai karya-karya non-mainstream, eksperimental, dan kontroversial, tempat Waters mengawali kariernya.
- Hollywood crossover: Perpindahan Waters dari arena film indie dan underground ke industri besar Hollywood, dimana karyanya mendapatkan pengakuan yang lebih luas.

