
- Fakta
- Biografi
- Penjelasan
- Komentar
- Lahir di Paris tahun 1952 dari keluarga yang aktif di dunia film, ayahnya Michel merupakan penulis dan sutradara terkenal.
- Memulai karier sebagai asisten editor film dan menulis skenario thriller di tahun 1980-an.
- Film debutnya 'Regarde les hommes tomber' (1994) memenangkan 3 Penghargaan César.
- Karya keduanya 'Un héros très discret' (1996) meraih penghargaan di Festival Cannes dan internasional.
- Film 'Sur mes lèvres' (2001) sukses besar dan memenangkan tiga César, memperkokoh reputasinya.
- Film terakhir 'De battre mon cœur s’est arrêté' (2005) adalah remake film James Toback dan tayang di Berlin.
- Dianggap sebagai penerus tradisi sineas Prancis klasik seperti Melville dan Clouzot, penguasa genre thriller.
- Terkenal dengan gaya naratif yang gelap dan realistis, serta penokohan karakter yang kuat.
Jacques Audiard lahir di Paris pada tahun 1952 dan berasal dari keluarga yang berkecimpung di dunia film. Ayahnya, Michel, dikenal sebagai penulis naskah dan sutradara populer, sementara pamannya seorang produser. Pada masa remaja, Audiard menolak dunia film dan bercita-cita menjadi guru. Ia belajar sastra dan filsafat di Sorbonne, namun tidak menyelesaikan gelar tersebut.
Selama masa kuliah, kekasihnya menyarankan ia bekerja sebagai asisten editor film saat liburan. Ia mulai mengerjakan film seperti Le locataire (1976) karya Roman Polanski. Selain itu, ia aktif di teater dan menikmati adaptasi karya untuk panggung. Di era 1980-an, ia menulis skenario berbagai film thriller yang disutradarai sutradara ternama seperti Claude Miller dan Michel Blanc.
Kesuksesan film-filmnya membuka jalan baginya untuk memproduksi film pertamanya, Regarde les hommes tomber (1994), yang berhasil memenangkan 3 Penghargaan César. Film ini menampilkan Mathieu Kassovitz dan Jean Louis Trintignant, dan mendapatkan pengakuan internasional. Ia lalu membuat Un héros très discret (1996), yang memenangkan penghargaan skenario di Festival Cannes dan di festival lain.
Film Un héros très discret membongkar mitos perlawanan Perancis terhadap Nazi melalui kisah pria yang mengaku sebagai pahlawan perang, menaikkan namanya di masyarakat. Pada 2001, Audiard merilis Sur mes lèvres, kisah cinta antara dua orang asing yang berhasil memperoleh sukses dan tiga Penghargaan César.
Film terakhirnya, De battre mon cœur s’est arrêté (2005), merupakan remake film Fingers karya James Toback dan diputar di Festival Berlin. Dengan karya-karyanya, Audiard diakui sebagai penguasa baru genre thriller (polar) dan penerus besar sineas Prancis seperti Jean-Pierre Melville dan Henri Georges-Clouzot.
- polar: Istilah dalam bahasa Prancis yang merujuk pada genre film thriller kriminal dan misteri, sering menonjolkan suasana gelap dan kompleksitas karakter.
- Fingers: Film karya James Toback yang di-remake oleh Jacques Audiard, berkisah tentang pria yang berjuang dalam dunia kejahatan dan pencarian identitas.
- Cesars: Penghargaan tertinggi perfilman Prancis yang diberikan oleh Académie des Arts et Techniques du Cinéma sebagai apresiasi terhadap karya film terbaik.
- Jean-Pierre Melville dan Henri Georges-Clouzot: Sineas Prancis terkenal yang menjadi inspirasi bagi Audiard dalam genre thriller dan film noir klasik, dikenal dengan gaya realis dan naratif tegas.

