وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا لِّيُضِلُّوْا عَنْ سَبِيْلِهٖۗ قُلْ تَمَتَّعُوْا فَاِنَّ مَصِيْرَكُمْ اِلَى النَّارِ
Wa ja‘alū lillāhi andādal liyuḍillū ‘an sabīlih(ī), qul tamatta‘ū fa inna maṣīrakum ilan-nār(i).
Mereka (orang-orang kafir) itu telah membuat tandingan-tandingan bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bersenang-senanglah! Sesungguhnya tempat kembalimu adalah neraka.”
Dan tidak hanya mengingkari Allah dan nikmat-nikmat-Nya, mereka (orang kafir) itu telah menjadikan dan menyembah berhala-berhala sebagai tandingan bagi Allah yang seharusnya mereka imani dan esakan. Mereka melakukan hal tersebut untuk menyesatkan manusia dari jalan dan agama-Nya. Wahai Nabi Muhammad, katakanlah kepada mereka, “Bersenang-senanglah di dunia ini dengan keingkaran kamu, karena sesungguhnya dunia ini akan segera sirna dan tempat kembalimu adalah ke neraka. Di sanalah kamu akan menerima balasan setimpal atas keingkaranmu.”
Ayat ini menerangkan tindakan kedua dan ketiga yang menyebabkan Allah menimpakan azab yang pedih kepada mereka.
Sebab yang kedua ialah tindakan mempersekutukan Allah. Termasuk dalam tindakan ini ialah:
1. Mengakui Tuhan itu banyak.
2. Menyembah yang lain di samping menyembah Allah.
3. Mengakui sesuatu selain Allah mempunyai kekuatan dan kekuasaan seperti kekuatan dan kekuasaan Allah swt.
Mempersekutukan Allah adalah kepercayaan orang-orang Arab Jahiliah. Mereka mempunyai sesembahan selain Allah. Sesembahan itu ada yang berupa patung-patung yang mereka buat, di antaranya ada yang mereka letakkan di sekeliling Ka’bah. Mereka percaya kepada tenung dan ramalan nasib. Jika mereka ingin melakukan sesuatu pekerjaan yang penting atau perjalanan yang jauh, mereka pergi ke Ka’bah dan menyuruh penjaganya mengadakan undian. Hasil undian inilah yang menentukan apakah mereka akan melakukan pekerjaan atau perjalanan jauh atau tidak.
Sebab yang ketiga ialah orang-orang kafir berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah. Mereka menghalang-halangi, bahkan membunuh orang-orang yang melakukan pekerjaan atau mengikuti agama Islam.
Ketiga macam perbuatan di atas adalah perbuatan dosa besar. Oleh karena itu, Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad agar menyampaikan peringatan keras-Nya kepada manusia. Jika mereka tetap ingkar, biarkan mereka berbuat sesuka hatinya, bersenang-senang, dan berbuat kebinasaan di muka bumi dalam waktu tertentu, sampai Allah menimpakan azab yang keras kepada mereka.
Hal ini ditegaskan oleh firman Allah swt:
قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيْلًا ۖاِنَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّارِ
Katakanlah, “Bersenang-senanglah kamu dengan kekafiranmu itu untuk sementara waktu. Sungguh, kamu termasuk penghuni neraka. (az-Zumar/39: 8)
Dār al-Bawār دَارَ الْبَوَارِ (Ibrāhīm/14: 28)
Istilah dār al-bawār dalam Al-Qur’an disebutkan satu kali, terdiri dari kata dār, yang artinya negeri atau tempat, dan kata al-bawār yang artinya “kebinasaan” (al-halak). Secara harfiah, dār al-bawār berarti negeri kebinasaan, suatu lembah atau tempat buruk yang disiapkan untuk mem-binasakan orang-orang yang mengganti nikmat Allah dengan kekufuran. Negeri yang nista itu adalah neraka Jahanam yang akan mereka masuki sebagai tempat menetap yang amat buruk, na‘ūżu billāh min żālik.

