v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 43 - Surat Ibrāhīm (Ibrahim)
ابرٰهيم
Ayat 43 / 52 •  Surat 14 / 114 •  Halaman 261 •  Quarter Hizb 26.75 •  Juz 13 •  Manzil 3 • Makkiyah

مُهْطِعِيْنَ مُقْنِعِيْ رُءُوْسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ اِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۚوَاَفْـِٕدَتُهُمْ هَوَاۤءٌ ۗ

Muhṭi‘īna muqni‘ī ru'ūsihim lā yartaddu ilaihim ṭarfuhum, wa af'idatuhum hawā'(un).

(Pada hari itu) mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedangkan mata mereka tidak berkedip dan hati mereka kosong.

Makna Surat Ibrahim Ayat 43
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Pada hari itu mereka datang dengan tergesa-gesa memenuhi panggilan Allah dengan mengangkat kepalanya dan memandang dengan penuh cemas, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip karena takut dan hati mereka kosong karena tidak mampu lagi berpikir.”

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini, Allah swt menerangkan keadaan orang-orang yang zalim selama hidup di dunia, yaitu keadaan mereka dibangkitkan dari kubur, kemudian menuju Padang Mahsyar, mereka datang bergegas memenuhi panggilan penyeru yang menyeru mereka dengan penuh kehinaan. Keadaan mereka seperti orang yang akan menjalani hukuman gantung. Mereka berjalan menuju ke depan dengan tidak berpaling ke kanan dan ke kiri, pelupuk mata mereka tidak bergerak dan mata mereka tidak berkedip sedikit pun. Hati mereka waktu itu dalam keadaan kosong dan hampa, tidak memikirkan sesuatupun kecuali rasa takut menghadapi azab mengerikan yang segera akan menimpa mereka.

Pada ayat lain, Allah swt melukiskan keadaan orang-orang kafir yang dibangkitkan dari kubur, yaitu:

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ ۘ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ اِلٰى شَيْءٍ نُّكُرٍۙ ٦ خُشَّعًا اَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْاَجْدَاثِ كَاَنَّهُمْ جَرَادٌ مُّنْتَشِرٌۙ ٧ مُّهْطِعِيْنَ اِلَى الدَّاعِۗ يَقُوْلُ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا يَوْمٌ عَسِرٌ ٨ (القمر)

Maka berpalinglah engkau (Muhammad) dari mereka pada hari (ketika) penyeru (malaikat) mengajak (mereka) kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), pandangan mereka tertunduk, ketika mereka keluar dari kuburan, seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, dengan patuh mereka segera datang kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, ”Ini adalah hari yang sulit.” (al-Qamar/54: 6-8)

Dan firman Allah swt:

يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْاَجْدَاثِ سِرَاعًا كَاَنَّهُمْ اِلٰى نُصُبٍ يُّوْفِضُوْنَۙ ٤٣ خَاشِعَةً اَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗذٰلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ ࣖ ٤٤ (المعارج)

(Yaitu) pada hari ketika mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia), pandangan mereka tertunduk ke bawah diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka. (al-Ma‘ārij/70: 43-44)

Isi Kandungan Kosakata

Muhṭi‘īn مُهْطِعِيْنَ (Ibrāhīm/14: 43)

Muhṭi‘īn, terulang sebanyak tiga kali dalam Al-Qur’an, yaitu dalam ayat ini, Surah al-Qamar/54: 8, dan dalam Surah al-Ma‘ārij/70: 36. Kata tersebut merupakan isim sifat, dari ahṭa‘a – yuhṭi‘u – ihṭā‘an. Para ulama berbeda pendapat dalam memberi arti kata tersebut. Pertama, al-ihṭā’ artinya melihat dengan tidak berkedip, dengan terbelalak. Ini pendapat Mujahid, al-ahhak, dan Abu al-ūha. Kedua, artinya tergesa-gesa, misalnya: ahṭa’ al-ba’ir fi sairihi, artinya: unta itu tergesa-gesa jalannya. Ini pendapat al-Ḥasan, Said bin Jubair, Qatadah, dan Abu Ubaidah. Ketiga, artinya tidak mengangkat kepala. Dalam kaitan ayat ini, muhṭi‘īn tampaknya lebih sesuai dengan pendapat yang pertama, yakni mereka para orang zalim itu akan terbelalak mata mereka dan tidak berkedip. Pilihan tersebut berdasar pada qarinah (indikator) yang terdapat dalam ayat, la yartaddu ilaihim ṭarfuhum (mata mereka tidak berkedip).