اللّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَوَيْلٌ لِّلْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيْدٍۙ
Allāhil-lażī lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), wa wailul lil-kāfirīna min ‘ażābin syadīd(in).
(Dialah) Allah yang memiliki segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat berat.
Allah Yang Mahaperkasa itulah yang memiliki apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi. Bukti-bukti tentang wujud, keesaan, dan kekuasaan Allah berulang kali dijelaskan, tetapi masih banyak orang yang mengingkari. Oleh sebab itu, celakalah bagi orang yang ingkar kepada Tuhan karena mereka pasti akan mendapat siksaan yang sangat berat.
Allah swt kembali mengingatkan kekuasaan-Nya dalam ayat ini dengan menegaskan bahwa Dialah yang memiliki dan menguasai semua yang ada di langit dan di bumi.
Oleh karena Allah swt adalah Pemilik dan Penguasa atas segala makhluk-Nya di alam ini, maka Al-Qur’an yang diturunkan-Nya adalah petunjuk ke jalan yang terbaik yang menjamin kebahagiaan hakiki..
‘Iwajā عِوَجًا (Ibrāhīm/14: 3)
Secara kebahasaan, ‘iwajā berarti bengkok. Melalui ayat di atas, Allah swt menjelaskan bahwa ternyata orang-orang kafir senantiasa berupaya keras menjadikan ajaran Allah swt itu ‘iwajā (bengkok). Maksudnya, mereka selalu menghalang-halangi orang lain untuk menjalankan ajaran Allah swt itu. Hal itu mereka lakukan, karena mereka lebih menyukai kehidupan dunia ketimbang kehidupan akhirat.

